Bappenas Working Papers | 2021

Respon Kebijakan Covid-19: Merger BUMN Transportasi dan Pariwisata untuk Mengatasi Kontraksi Ekonomi di Masa Pandemi

 

Abstract


Di era normal, industri pariwisata merupakan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan cukup pesat di dunia dan telah menjadi penggerak utama (key driver) kemajuan sosio-ekonomi suatu negara melalui penerimaan devisa, penciptaan lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha, serta pembangunan infrastruktur. Di masa pandemi covid-19, seluruh negara di dunia menghadapi goncangan ekonomi. Indonesia mencoba mencari solusi menghadapi krisis ekonomi, salah satu jalan keluarnya adalah menggabungkan BUMN penerbangan dan pariwisata. Transportasi sangat erat kaitannya dengan pariwisata. Hal ini nampak dari besarnya uang yang dibelanjakan wisatawan manca negara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) di Indonesia pada produk barang dan jasa yg dikonsumsi yaitu sebesar Rp. 452,43 triliun, di dalamnya termasuk pengeluaran untuk biaya transportasi sebesar Rp. 107 triliun. Pengeluaran terbesar dalam transportasi adalah untuk angkutan udara sebesar Rp. 53,3 triliun (50%), disusul pengeluaran angkutan lainnya seperti angkutan jalan raya, sewa kendaraan, angkutan air, dan angkutan kereta api. Dalam bisnis penerbangan di Indonesia, maskapai penerbangan Garuda Indonesia hanya menguasai 46% pangsa pasar, sisanya dikendalikan oleh swasta. Tulisan ini menyajikan analisa fenomena rencana penggabungan BUMN penerbangan dan pariwisata dan memetakan kekuatan BUMN penerbangan dan peran moda transportasi lainnya dalam mendorong pergerakan wisatawan keseluruh tujuan wisata di tanah air. Selanjutnya mencoba memberikan rekomendasi strategi kebijakan penataan menyeluruh dan terintegrasi secara nasional BUMN transportasi dan pariwisata. Tulisan ini disusun dari berbagai sumber literatur dan desk study.

Volume None
Pages None
DOI 10.47266/bwp.v4i2.103
Language English
Journal Bappenas Working Papers

Full Text