Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia | 2021

Perayaan Israel Bagi Ekklesia

 

Abstract


God as the Initiator of culture in Israel put celebration to be celebrated by them. The celebration is Passover celebration, unleavened bread, firstfruits, Pentecost, trumpet, atonement, and booths as written in Leviticus 23. In order to understand God s purpose in each of these feasts, one must have the same way of thinking as the Israelites. One form is to celebrate the feasts. But there are groups within Christianity who refuse to celebrate it on the grounds of Paul s direction in Colossians 2:16. Through descriptive qualitative method with a literature study approach, it can be concluded that the current condition of the church only celebrates Passover and Pentecost of the seven Israelite feasts. There are groups who thought that not all the Words are things that the church must do, especially in Leviticus 23. Celebrations based on the Hebrew language mean entering an appointed cycle and time, thus explaining that the church should follow this celebration in order to align with God s cycle and experience God s appointed time. Each of Israel feasts has great significance and is an image that can help believers experience spiritual growth. Church history proves that Israel s celebrations were no longer celebrated not by the decree of the apostles, but as a result of the shift in Constantine s reign in Rome. So, the Israelite Festival should be celebrated and taught its meaning by the church.Tuhan sebagai Penggagas kebudayaan di Israel menaruh perayaan yang harus dirayakan oleh mereka. Perayaan tersebut adalah Paskah, roti tak beragi, buah sulung, pentakosta, terompet, pendamaian, dan pondok daun seperti yang tertulis pada kitab Imamat 23. Agar bisa mengerti maksud Tuhan pada setiap perayaan tersebut pastinya harus memiliki cara berpikir yang sama dengan orang Israel. Salah satu bentuknya adalah merayakan perayaan tersebut. Namun ada kelompok didalam kekristenan yang menolak untuk merayakannya dengan alasan atas arahan Paulus pada Kolose 2:16. Melalui metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literatur dapat disimpulkan bahwa dapat kondisi gereja saat ini hanya merayakan paskah dan pentakosta dari tujuh perayaan Israel. Adanya kelompok yang beranggapan bahwa tidak semua Firman merupakan hal yang wajib gereja lakukan, khsususnya pada Imamat 23 ini. Perayaan berdasarkan Bahasa Ibrani berarti memasuki siklus dan waktu yang ditetapkan, sehingga menerangkan bahwa gereja seharusnya mengikuti perayaan ini untuk bisa selaras dengan siklus Tuhan dan mengalami waktu yang Tuhan tetapkan. Setiap perayaan Israel memiliki makna yang sangat penting dan merupakan gambaran yang dapat membantu orang percaya untuk mengalami pertumbuhan rohani. Sejarah gereja membuktikan bahwa perayaan Israel tidak dirayakan lagi bukan oleh keputusan rasul-rasul, melainkan diakibatkan pergeseran saat kekuasaan Konstantin di Romawi. Jadi seharusnya Perayaan Israel dirayakan dan diajarkan maknanya oleh gereja.

Volume None
Pages None
DOI 10.54403/rjtpi.v1i1.12
Language English
Journal Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia

Full Text