Hotel de Inmigrantes di Buenos Aires, Argentina, adalah kompleks unik yang dapat digambarkan sebagai kastil. Dibangun dari tahun 1905 hingga 1911, fasilitas ini dirancang untuk menampung puluhan ribu imigran sekaligus melindungi dari penyakit menular yang disebabkan oleh penyebaran epidemi kolera yang masif. Hotel abadi ini, yang menjadi saksi kisah lebih dari satu juta imigran, tutup 42 tahun kemudian dan sekarang menjadi rumah bagi Museum Imigrasi Nasional dan Pusat Seni Kontemporer Universitas Nasional Tres de Febrero.
"Setiap orang yang datang ke hotel ini memiliki keinginan untuk kehidupan baru dan harapan untuk masa depan di hati mereka."
Epidemi kolera pada tahun 1873-1874 menyebabkan pemerintah Argentina berupaya mengatasi penyakit asing. Guillermo Wilcken, yang saat itu menjabat sebagai ketua Komisi Imigrasi, mengusulkan pembentukan pusat imigrasi terkendali untuk menjaga kesehatan masyarakat. Ia ingin nama gedung baru tersebut tidak menyiratkan kehinaan atau kemiskinan, jadi ia akhirnya memutuskan untuk menamakannya Hotel Imigran.
Meskipun proyek tersebut disetujui pada tahun 1883, masalah birokrasi dan epidemi lainnya menundanya selama 20 tahun. Baru pada tahun 1905 para kontraktor memulai konstruksi, dan pada tahun 1909 arsitek Hungaria Juan Kronfuss dipilih untuk mendesain ulang seluruh kompleks. Hotel tersebut terletak di Pelabuhan Buenos Aires, sehingga memudahkan masuknya imigran baru.
Hotel Imigrasi dirancang untuk menciptakan pusat seperti benteng dan mencakup beberapa bangunan fungsional seperti aula pendaftaran, kantor ketenagakerjaan, dan rumah sakit. Di sini, semua layanan gratis dan para migran umumnya diharapkan untuk tinggal secara legal di hotel tidak lebih dari lima hari, tetapi beberapa tinggal selama berbulan-bulan.
“Hotel ini memiliki empat lantai, dan fasilitasnya bergaya sederhana, dengan kebersihan sebagai pertimbangan utama.”
Imigran harus menjalani pemeriksaan dokumen saat kedatangan. Imigran berusia di atas 60 tahun atau mereka yang memiliki masalah kesehatan mental atau fisik, terutama mereka yang memiliki penyakit menular, tidak diizinkan masuk. Kantor ketenagakerjaan di hotel tersebut juga menyediakan bantuan pekerjaan bagi imigran dan menawarkan sejumlah kursus tentang masyarakat dan bahasa Argentina.
Selama Perang Dunia I, kebijakan imigrasi Argentina diperketat, dengan undang-undang yang paling ketat melarang masuknya orang yang sakit mental, penjahat, dan pengemis. Hal ini mengharuskan banyak imigran untuk memberikan bukti yang relevan saat memasuki negara tersebut dan semakin memperkuat pemeriksaan status imigran.
Seiring berjalannya waktu, kondisi kehidupan di hotel-hotel imigran secara bertahap memburuk. Setelah banyak revolusi, kegiatan sehari-hari hotel menjadi tidak diperlukan lagi dan kadang-kadang digunakan oleh militer dan pada tahun 1950-an untuk menyediakan makanan yang sangat dibutuhkan bagi para tunawisma.
Pada tahun 1974, Museum Imigrasi Nasional pindah ke hotel, dan pada tahun 2012, hotel ini menerima Pusat Seni Kontemporer Universitas Nasional Tres de Febrero. Museum Imigrasi terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya. Pameran permanennya mencakup topik-topik seperti "Orang Italia dan Spanyol di Argentina" dan "Pria untuk Semua", yang menampilkan berbagai adegan kehidupan imigran di hotel...
"Perpaduan budaya dan sedimentasi sejarah masih menjadi darah spiritual yang mengalir di bangunan kuno ini."
Seiring berjalannya waktu, Hotel Imigrasi tidak hanya menjadi saksi sejarah imigrasi Argentina; Akankah terus menarik perhatian generasi mendatang untuk menggali lebih dalam kisah mereka yang mencari kehidupan baru di kota tersebut?