Di antara banyak benda langit, bulan Jupiter, Europa, tidak diragukan lagi merupakan salah satu yang paling menarik perhatian, terutama dalam pencarian kehidupan ekstraterestial. Dengan peluncuran wahana antariksa Europa Clipper milik NASA yang sukses pada tanggal 14 Oktober 2024, eksplorasi ini akan menjadi peluang baru untuk mempelajari lebih lanjut tentang satelit es ini dan potensi lautannya setelah Galileo.
Pada awal tahun 1995, Galileo telah mengungkapkan petunjuk bahwa mungkin ada lautan cair di bawah permukaan Europa, yang merangsang minat kuat para ilmuwan terhadap satelit ini. Meskipun ada beberapa usulan awal untuk mengirim wahana antariksa ke Europa, karena tantangan yang ditimbulkan oleh radiasi Jupiter, metode Flyby akhirnya dipilih untuk mengumpulkan data melalui flyby jarak dekat.
Europa Clipper dirancang untuk menjelajahi kelayakhunian Europa dan memilih lokasi pendaratan yang sesuai untuk misi pendaratan di masa mendatang.
Europa Clipper akan mengorbit Jupiter dan melakukan 49 kali terbang lintas, dengan rencana mencapai Europa pada tahun 2030. Wahana ini akan menggunakan bantuan gravitasi dan melakukan serangkaian eksperimen ilmiah untuk mengonfirmasi keberadaan air, menganalisis komposisi kimia permukaan dan bawah permukaan, serta memantau potensi aktivitas geologi.
Misi ini akan membawa sembilan instrumen ilmiah. Ini termasuk sistem pencitraan termal resolusi tinggi yang dapat mendeteksi titik panas di permukaan Europa untuk mengidentifikasi tanda-tanda aktivitas geologi; dan spektrometer pencitraan yang dapat menganalisis komposisi material permukaan, yang merupakan kunci untuk mengeksplorasi apakah Europa memiliki lingkungan yang diperlukan untuk kehidupan.
Melalui strategi terbang lintas yang dirancang dengan cermat, Europa Clipper akan memungkinkannya mengumpulkan sejumlah besar data sekaligus melindungi peralatan dari radiasi.
Europa Clipper beroperasi dengan memperpanjang waktu pengembalian data dengan terbang bolak-balik di sabuk radiasi Jupiter yang kuat. Di antara setiap terbang lintas, detektor memiliki waktu beberapa hari untuk mengirimkan data kembali ke Bumi, yang secara efektif dapat mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh radiasi.
Peluncuran Europa Clipper bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri. Misi JUICE (Jupiter Icy Moons Explorer) milik Badan Antariksa Eropa (ESA) juga didedikasikan untuk menjelajahi bulan-bulan Jupiter. Kerja sama kedua detektor ini akan saling melengkapi dan mengeksplorasi misteri galaksi Jupiter secara lebih komprehensif.
Keberhasilan misi ini, selain dukungan teknologi dan bakat yang canggih, juga diuntungkan oleh pendanaan berkelanjutan dari Kongres AS. Seiring berjalannya program operasional, para ilmuwan akan terus mengekstrak data tentang Europa dan mempelajari cara menjelajahinya lebih jauh.
Europa Clipper tidak hanya akan mengungkap misteri Europa, tetapi juga dapat mendefinisikan ulang pemahaman kita tentang kemungkinan adanya kehidupan.
Dengan dimulainya misi ini, kita diharapkan untuk mengikuti jejak alam semesta dan menjelajahi lebih dalam misteri keberadaan kehidupan. Namun, apakah ada bukti kehidupan yang tersembunyi di bawah planet es ini tetap menjadi salah satu pertanyaan ilmiah yang paling menantang di tahun-tahun mendatang.