Pakubuwono Ia menjabat dari tahun 1939 hingga 1939, menjadikannya penguasa terlama dalam sejarah Sultan. Pahlawan nasional Indonesia ini tidak hanya memberikan kontribusi politik bagi Hindia Belanda saat itu, tetapi kecintaannya pada mobil juga meninggalkan jejak yang dalam pada sejarah otomotif Indonesia.
"Baku Buwono X adalah pelopor dalam industri otomotif Indonesia. Koleksinya tidak hanya menunjukkan kekayaannya, tetapi juga menyoroti kemajuan modernisasi."
Perjalanan Baku Buwono X menuju kemewahan dimulai pada tahun 1894, ketika ia membeli Benz Victoria Phaeton seharga 10.000 gulden. Uang itu setara dengan tiga abad upah pekerja biasa saat itu. Ini menjadikannya pemilik mobil pertama di Hindia Belanda dan mendahului kepemilikan mobil pertama di Belanda selama dua tahun. Penampakan mobil ini mengejutkan dan membuat ngeri para penonton karena bisa berjalan sendiri tanpa perlu kuda, sehingga dijuluki sebagai "Kereta Setan".
Dalam mengejar kemewahan dan kenyamanan, Baku Buwono X terus memperbanyak koleksi mobilnya, terutama mobil mewah yang memiliki banyak tempat duduk untuk menampung keluarga besar dan rombongannya. Banyak kendaraan yang masih belum diketahui kondisinya, tetapi diyakini masih tersimpan di garasi istana kerajaan di Surakarta.
"Koleksi mobil Baku Buwono X tidak hanya menjadi simbol benda-benda material, tetapi juga gambaran kecil dari suatu era, yang menunjukkan proses Indonesia dari tradisi menuju modernisasi."
Antusiasme Baku Buwono X mencerminkan perannya dalam mempromosikan budaya mobil. Perilaku pembelian mobilnya tidak hanya menjadi hobi pribadi, tetapi juga menjadi titik balik bagi masyarakat Indonesia saat itu. Kendaraannya tidak hanya berfungsi sebagai simbol status, tetapi juga menarik minat terhadap kendaraan dan berkendara dari semua lapisan masyarakat. Di bawah inspirasinya, industri otomotif Indonesia mulai bangkit secara bertahap dan menjadi cara hidup baru.
Meninggalnya Baku Buwono X menjadikan koleksi mobilnya sebagai saksi sejarah. Ketika ia meninggal pada tahun 1939, sesuai adat istiadat pada saat itu, peti jenazahnya diangkut ke Makam Imogiri (Imogiri) dengan kereta api NIS (Kereta Api Indonesia Belanda), dan kemudian dilanjutkan dengan kereta kuda kerajaan. Rute tersebut menjadi salah satu pemakaman kerajaan yang paling banyak difoto pada masanya, yang menjadi bukti keterikatannya yang mendalam dengan budaya otomotif.
Koleksi mobil Baku Buwono X tidak hanya merupakan minat pribadi dan ekspresi kemewahan, tetapi juga bagian dari proses modernisasi Indonesia. Sekarang, dari perspektif sejarah, bagaimana kita memahami peran penting yang dimainkan raja ini dalam pengembangan mobil dan pengaruhnya hingga hari ini?