Pakubuwono X, yang awalnya bernama Raden Mas Sayyidin Malikul Kusna, memerintah Solo dari tahun 1893 hingga 1939 dan merupakan raja terpenting dalam sejarah Indonesia. Salah satu Susuhunan yang paling lama berkuasa di dunia. Meskipun pemerintahannya ditandai oleh perubahan politik yang drastis dalam Perusahaan Hindia Timur Belanda, tindakan dan sikap Bakubuwono X selama periode ini menjadikannya salah satu tokoh kunci dalam gerakan kemerdekaan Indonesia.
Sebagai pahlawan nasional Indonesia, dukungan Bakubuwono X memberikan legitimasi yang diperlukan bagi kelompok politik lokal seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam.
Pemerintahannya bertepatan dengan munculnya gerakan demokrasi di Indonesia, yang tidak hanya tidak puas dengan pemerintahan kolonial, tetapi juga menekankan kesadaran diri dan kebanggaan budaya. Selama masa pemerintahannya, Bakubuwono X menjabat sebagai pelindung beberapa kelompok politik lokal, dan keterlibatannya tidak hanya mengangkat status organisasi-organisasi ini tetapi juga meletakkan dasar bagi gerakan kemerdekaan Indonesia.
Dampak pada Gerakan KemerdekaanSelama masa jabatannya, ia menunjukkan rasa hormat terhadap otoritas tradisional sambil juga merangkul ide-ide modern. Misalnya, pada tahun 1894 ia membeli sebuah mobil, yang sangat mahal pada saat itu, menjadi pemilik mobil pertama di Hindia Timur. Tindakan ini menimbulkan kejutan dan kekaguman yang meluas pada saat itu, dan beberapa orang bahkan menyebut mobil itu "Kereta Setan", menunjukkan citranya yang canggih dan baru pada saat itu.
Gaya rambut kotrek Bakubuwono X dan armada mobil mewahnya telah menjadi identik dengan gaya pribadinya dan simbol kekuasaan.
Bakubuwono X, yang aktif berpartisipasi dalam politik lokal, juga mendorong banyak reformasi sosial dan budaya. Ia menghormati dan melestarikan budaya tradisional sampai batas tertentu, tetapi juga tidak lupa untuk mengupayakan kemajuan modern. Misalnya, ia telah melakukan banyak pekerjaan pada kebijakan kesejahteraan sosial untuk memberi manfaat bagi lebih banyak orang biasa. Banyak dari kebijakannya tidak hanya meningkatkan penghidupan masyarakat dan memperkuat kohesi masyarakat, tetapi juga berdampak besar pada gerakan kemerdekaan di masa mendatang.
Bakubuwono X meninggal pada tahun 1939, dan pemakamannya menjadi salah satu pemakaman kerajaan paling spektakuler saat itu, yang menarik banyak orang untuk berkabung. Upacara ini tidak hanya mencerminkan statusnya sebagai seorang Suran, tetapi juga menunjukkan pengakuan masyarakat atas kontribusinya dalam mempromosikan gerakan kemerdekaan. Dengan wafatnya, gerakan kemerdekaan Indonesia untuk kedaulatan yang lebih besar semakin muncul, dan keinginan rakyat untuk kemerdekaan penuh menjadi lebih kuat.
Sejarah bukan hanya milik para penguasa, tetapi juga milik semua orang yang mengejar kebebasan.
Pemerintahan Raja Bakubuwono X tidak diragukan lagi merupakan periode penting dalam sejarah Indonesia. Tindakan dan pengaruhnya berkontribusi pada gerakan kemerdekaan di Indonesia. Oleh karena itu, menengok kembali kehidupan raja ini, kita harus merenungkan: Apakah kemajuan sejarah benar-benar mengubah sifat kekuasaan, atau apakah itu hanya mengubah garis-garis lama di permukaan?