Kumbang tanduk panjang Asia (Anoplophora glabripennis), yang sering disebut kumbang bintang atau ALB, berasal dari Korea dan beberapa wilayah di Tiongkok. Serangga ini pertama kali ditemukan di Amerika Serikat bagian timur pada tahun 1996 dan secara bertahap menyebar ke Kanada dan beberapa negara Eropa seiring meluasnya perdagangan. Jadi, bagaimana proses pertumbuhan kumbang ini yang belum sepenuhnya dipahami di pohon?
Kumbang tanduk panjang Asia betina dewasa dapat bertelur sebanyak 45 hingga 62 butir telur selama hidupnya. Telur-telur ini diletakkan di bawah kulit pohon melalui lubang-lubang kecil yang terbentuk dengan mengunyah kulit pohon, biasanya di floem pohon.
Masa inkubasi telur bergantung pada suhu sekitar dan biasanya antara 13 dan 54 hari. Ketika telur diletakkan pada musim gugur atau musim dingin, telur-telur tersebut akan mati suri hingga musim semi berikutnya ketika larva menetas.
Larva yang menetas berbentuk silinder dan memanjang, tumbuh hingga 50 mm panjangnya dan menggali saluran makanan di floem pohon. Saat larva berkembang, mereka menggali lebih dalam ke kayu teras pohon. Larva mengalami setidaknya lima kali pergantian kulit selama 1 hingga 2 tahun. Proses kemunculan biasanya selesai di musim semi, dan cacing berjanggut menjadi kepompong di ujung terowongan.
Setelah muncul, serangga dewasa akan mulai mencari pasangan dan bertelur, biasanya di pohon tempat mereka tumbuh.
Nutrisi kumbang dewasa di pohon bergantung pada kesehatan pohon. Setelah mahkota pohon mulai mati, kumbang ini secara bertahap akan bergerak menuju batang pohon. Meskipun kemampuan terbangnya terbatas, dalam kondisi yang tepat, kumbang dewasa mampu menempuh jarak hingga 2,5 kilometer sambil mencari inang baru.
Karena larvanya sangat merusak pohon, kumbang tanduk panjang Asia telah diklasifikasikan sebagai spesies invasif, yang menimbulkan ancaman serius bagi hutan dan ekologi perkotaan. Penelitian AS menunjukkan kumbang tersebut berpotensi menghancurkan hingga 30,3% pohon perkotaan, yang menyebabkan kerugian ekonomi hingga $669 miliar.
Untuk memantau penyebaran kumbang tanduk panjang Asia secara efektif, mencatat dan memeriksa lubang keluar pada pohon merupakan tugas penting.
Lubang keluar berdiameter 1 hingga 2 sentimeter pada pohon, disertai resin atau serpihan kayu, merupakan tanda-tanda adanya serangan kumbang. Selain itu, penggunaan perangkap untuk menangkap serangga dewasa dan melatih anjing untuk mengendus serpihan kayu merupakan metode pemantauan yang umum.
Peraturan dan langkah-langkah terhadap kumbang juga telah diikuti, dan pohon-pohon yang terkena dampak telah disegel. Tentu saja, pengasuh pohon profesional akan memainkan peran penting dalam memastikan bahwa pohon-pohon yang terinfeksi disingkirkan dengan aman dan dibuang dengan tepat.
Selain inspeksi rutin dan operasi yang diotorisasi secara berkala, strategi perbaikan pohon dan pengendalian hayati juga mulai dipertimbangkan.
Misalnya, beberapa spesies pohon yang meningkatkan kekenyalan kayu digunakan untuk meningkatkan ketahanan, dan predator alami seperti pelatuk kulit kayu diperkenalkan untuk memerangi kumbang tanduk panjang Asia.
Upaya untuk menyelamatkan kumbang tanduk panjang Asia terus berlanjut. Seiring dengan perubahan iklim global dan meningkatnya perdagangan, apakah spesies invasif ini dan siklus hidupnya dapat dikendalikan secara efektif akan sangat memengaruhi ekosistem hutan kita. Di masa mendatang, selain memperkuat pengendalian yang relevan, dapatkah kita mengeksplorasi metode pengendalian biologis yang lebih efektif untuk mencegah ancaman ini?