Kekurangan hormon pertumbuhan (GHD) adalah kondisi medis yang disebabkan oleh kurangnya hormon pertumbuhan dalam tubuh. Salah satu gejala yang paling jelas adalah tinggi badan yang jauh lebih rendah daripada orang-orang seusianya. Namun, efek dari kondisi ini melampaui tinggi badan dan dapat berdampak besar pada kesehatan dan kualitas hidup anak secara keseluruhan.
Kekurangan hormon pertumbuhan dapat terjadi karena berbagai penyebab, termasuk faktor genetik, cedera, infeksi, tumor, atau terapi radiasi. Gen tertentu, seperti GH1, GHRHR atau BTK, dikaitkan dengan kondisi ini.
Kondisi ini dapat terjadi sejak lahir atau berkembang pada berbagai tahap kehidupan. Menurut laporan, sekitar sepertiga dari kondisi tersebut tidak memiliki penyebab yang jelas, sehingga membuat diagnosis dan pengobatan menjadi lebih rumit.
Pada tahap awal kehidupan seorang anak, kekurangan hormon pertumbuhan mungkin tidak terlalu memengaruhi pertumbuhan janin, tetapi jika parah, dapat menyebabkan masalah kesehatan setelah lahir, seperti gula darah rendah atau perkembangan alat kelamin yang tidak normal.
Dari beberapa bulan pertama kehidupan hingga awal masa remaja, gejala utama kekurangan hormon pertumbuhan adalah pertumbuhan yang lambat dan kurangnya tinggi badan.
Anak-anak yang kekurangan hormon pertumbuhan sering kali mencapai kematangan rangka dan seksual beberapa tahun lebih lambat daripada teman sebayanya, yang menyebabkan konsekuensi sosial dan psikologis. Mereka mungkin menderita kesepian, kecemasan, dan masalah harga diri.
Kekurangan hormon pertumbuhan pada orang dewasa juga dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, termasuk hilangnya massa otot, osteoporosis, energi rendah, dan masalah psikologis seperti depresi. Dalam kondisi ini, kualitas hidup pasien dapat sangat terpengaruh.
Banyak orang dewasa yang mengalami GHD tidak hanya menghadapi tantangan fisik tetapi juga tekanan emosional.
Proses mendiagnosis kekurangan hormon pertumbuhan itu rumit dan memerlukan beberapa tes, termasuk tes darah untuk mengukur kadar hormon pertumbuhan. Karena kadar hormon pertumbuhan sangat bervariasi sepanjang hari, pengujian dengan satu sampel darah sering kali tidak dapat secara akurat mencerminkan kondisi sebenarnya. Oleh karena itu, dokter menggunakan berbagai kriteria tidak langsung dan langsung untuk menilai kondisi tersebut.
Perawatan defisiensi hormon pertumbuhan biasanya melibatkan suntikan hormon pertumbuhan manusia sintetis setiap hari. Perawatan ini menimbulkan tantangan besar dalam hal biaya dan dampak pada kehidupan, terutama bagi keluarga dengan sumber daya keuangan terbatas.
KesimpulanSelama perawatan, dengan suplementasi hormon pertumbuhan, pasien akan melihat peningkatan laju pertumbuhan dalam beberapa bulan, namun, hal ini tidak menjamin bahwa defisit pertumbuhan sebelumnya akan sepenuhnya terkompensasi.
Defisiensi hormon pertumbuhan tidak hanya memengaruhi tinggi badan, tetapi juga melibatkan semua aspek kesehatan fisik dan mental. Meskipun terapi saat ini dapat meningkatkan pertumbuhan dan kualitas hidup pasien sampai batas tertentu, kita masih perlu terus mengeksplorasi pilihan perawatan dan dukungan sosial yang lebih baik sehingga anak-anak dapat sepenuhnya menikmati pertumbuhan yang sehat. Mengingat situasi yang kompleks dan menantang ini, bagaimana kita dapat membantu anak-anak yang menghadapi defisiensi hormon pertumbuhan?