Di Inggris, Layanan Kesehatan Mental Remaja (CAMHS) memberikan dukungan bagi anak-anak dan remaja yang mengalami tekanan emosional atau masalah perilaku. Dalam lingkungan kesehatan mental saat ini, Pendekatan Pilihan dan Kemitraan (CAPA) muncul sebagai alat transformasional utama yang ditujukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan mental remaja.
CAPA adalah strategi yang ditujukan untuk meningkatkan efektivitas layanan kesehatan mental dengan mendesain ulang cara layanan diberikan, dengan mempromosikan pilihan dan partisipasi oleh pengguna layanan.
Menurut laporan tahun 2021, satu dari tujuh remaja di seluruh dunia menghadapi masalah kesehatan mental. Fenomena ini menyoroti perlunya CAPA, terutama karena kesehatan mental banyak anak dan remaja telah memburuk karena pandemi COVID-19.
Secara historis, layanan kesehatan mental di Inggris telah diatur menurut struktur empat tingkat, tetapi sistem ini telah dikritik karena tidak dapat menanggapi secara efektif tantangan dalam permintaan dan efisiensi layanan. Intervensi CAPA berupaya memberikan dukungan yang lebih fleksibel dan responsif bagi anak-anak dan remaja melalui konsep "pilihan dan kemitraan".
Inti dari pendekatan CAPA adalah memberdayakan remaja dan keluarga mereka untuk berpartisipasi dalam proses perawatan dan memilih layanan dan opsi perawatan yang terbaik bagi mereka.
CAPA mengandalkan dua prinsip utama: pemilihan dan kemitraan. Desain model ini mendorong kemitraan yang lebih erat antara profesional dan remaja serta keluarga dan mendorong suara pasien dalam proses perawatan. Ini tidak diragukan lagi merupakan perubahan positif bagi remaja dengan kebutuhan unik.
Melalui CAPA, para profesional dapat lebih memahami kebutuhan pasien dan memberikan rencana perawatan yang disesuaikan, yang dapat secara signifikan meningkatkan efektivitas layanan.
Struktur layanan kesehatan mental empat tingkat tradisional gagal memberikan fleksibilitas yang diperlukan dalam beberapa kasus, yang menyebabkan beberapa remaja menghadapi waktu tunggu yang lama dan pembatasan saat menerima layanan di berbagai tingkatan. Pengenalan CAPA telah mengubah situasi ini, dengan menekankan penyediaan opsi layanan yang lebih fleksibel, yang sangat menguntungkan dalam masyarakat dengan berbagai kebutuhan.
Selain penekanannya pada pilihan dan kemitraan, CAPA telah mendorong beberapa perbaikan lain, termasuk mengurangi waktu tunggu, meningkatkan ketersediaan layanan, menekankan akses cepat, dan menyediakan opsi dukungan yang dipersonalisasi. Langkah-langkah ini secara efektif telah menanggapi tingginya permintaan di antara pasien untuk mengakses layanan kesehatan mental.
Di bawah pengaruh CAPA, semakin banyak praktik layanan yang disertai dengan partisipasi kaum muda, sehingga membentuk lingkungan perawatan yang lebih ramah dan inklusif.
Meskipun CAPA telah menunjukkan potensi yang signifikan dan telah secara efektif menangani kebutuhan kesehatan mental banyak anak dan remaja, CAPA masih menghadapi berbagai tantangan, seperti alokasi dana, peningkatan layanan yang berkelanjutan, dan pengembangan sumber daya manusia. Seiring dengan semakin mendalamnya pemahaman tentang masalah kesehatan mental, model layanan di masa depan akan lebih berfokus pada dukungan yang dipersonalisasi berdasarkan pilihan.
KesimpulanSecara keseluruhan, Pendekatan Pilihan dan Kemitraan merupakan cara berpikir yang melampaui tradisi dalam layanan kesehatan mental yang terus berkembang. Pendekatan ini tidak hanya mengubah konotasi layanan kesehatan mental remaja, tetapi juga memungkinkan orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses perawatan. Dampak jangka panjang dan keberlanjutan dari model yang baru muncul ini masih memerlukan perhatian dan diskusi berkelanjutan dari semua sektor masyarakat. Menurut Anda, apakah perubahan tersebut benar-benar dapat mengubah lanskap layanan kesehatan mental di masa depan?