Hukum yang Bias dan Tidak Bias: Tahukah Anda Perbedaan Sebenarnya?

Dalam bidang hukum, istilah "dengan prasangka" dan "tanpa prasangka" memiliki makna penting, dan definisi serta penerapan kata-kata ini bervariasi tergantung pada konteks hukum tempat kata-kata tersebut digunakan. Memahami perbedaan antara keduanya membantu kita untuk memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang kemungkinan hasil dalam proses hukum, khususnya dalam banding pidana, perdata, atau hukum umum.

Tindakan dengan prasangka bersifat final, yang berarti bahwa ketika suatu kasus diakhiri dengan prasangka, pihak-pihak yang terlibat tidak dapat mengajukan gugatan yang sama lagi. Sebaliknya, penghentian tanpa prasangka membuka opsi litigasi ulang.

Arti hukum bias dan tidak bias

Bias dan tidak bias dalam hukum mewakili efek putusan yang berbeda. Dalam proses hukum, prasangka biasanya berarti bahwa pihak tersebut tidak dapat mengajukan kembali kasus tersebut, sementara tidak adanya prasangka membuka kemungkinan untuk mengajukan kembali kasus tersebut di masa mendatang. Istilah-istilah ini berasal dari bahasa Latin, prejūdicium yang berarti "putusan atau keputusan sebelumnya". Dalam arti sempit, keduanya berlaku secara berbeda dalam kasus pidana dan perdata, tetapi dalam beberapa sistem hukum, perbedaan antara keduanya juga tampak penting.

Penerapan dalam hukum pidana

Dalam hukum pidana, suatu kasus dapat berakhir sebelum waktunya karena kesalahan, kekeliruan, atau perilaku yang tidak pantas. Jika kasus berakhir tanpa prasangka, terdakwa akan memiliki kesempatan untuk diadili ulang; jika berakhir dengan prasangka, kasus tersebut akan dianggap tidak bersalah dan terdakwa tidak akan lagi menghadapi risiko diadili ulang.

Dalam hukum AS, jika suatu kasus dibatalkan karena kesalahan jaksa, kasus tersebut biasanya dibatalkan dengan prasangka, yang berarti terdakwa tidak dapat diadili lagi.

Penafsiran hukum perdata yang berbeda

Dalam hukum perdata, pembatalan tanpa prasangka berarti bahwa para pihak dalam kasus tersebut dapat mengajukan kembali gugatan yang sama di masa mendatang. Hal ini menjaga kemungkinan bagi penggugat untuk memperjuangkan haknya lagi. Namun, pembatalan dengan prasangka sering kali mengakibatkan kasus tersebut menjadi final dan mencegah penggugat untuk menuntut klaim yang sama di masa mendatang.

Penggunaan ganda berdasarkan hukum umum

Di sebagian besar yurisdiksi hukum umum, baik Amerika Serikat, Inggris Raya, atau negara lain, pengguna akan melihat penggunaan ganda dari "dengan prasangka" dan "tanpa prasangka." Dalam yurisdiksi ini, penolakan kasus perdata dengan prasangka merupakan finalitas, dengan penggugat tidak dapat mengajukan gugatan lebih lanjut. Penolakan tersebut biasanya merupakan hasil dari temuan pengadilan bahwa penggugat bertindak tidak pantas dalam gugatan tersebut.

Penggunaan bebas dalam penyelesaian

Dalam negosiasi penyelesaian, konsep non-bias juga penting. Terminologi ini menunjukkan bahwa percakapan atau surat tertentu tidak akan dapat diterima sebagai bukti di pengadilan, yang dapat membantu memfasilitasi komunikasi bebas antara para pihak untuk mencapai penyelesaian. Berdasarkan putusan tahun 2019 oleh House of Lords, komunikasi penyelesaian dalam litigasi akan dilindungi secara luas dan pidato tersebut hanya dapat digunakan sebagai bukti dalam keadaan luar biasa.

Istilah "tanpa prasangka" digunakan dalam negosiasi penyelesaian yang berarti bahwa percakapan atau surat tertentu tidak dapat digunakan sebagai bukti di pengadilan. Ini membantu menciptakan lingkungan yang transparan untuk rekonsiliasi.

Ketentuan Informasi Hukum

Menurut Undang-Undang Kebebasan Informasi Inggris, informasi tertentu dapat melanggar hak hukum saat diungkapkan, dan pengadilan harus berhati-hati saat mempertimbangkan hak-hak ini. Pengungkapan informasi yang tidak tepat dapat menimbulkan konsekuensi serius dan memengaruhi kewajaran kasus.

Implikasi hukum dari tindakan bias

Dalam proses hukum, suatu tindakan (seperti kesalahan pengadilan) dianggap merugikan jika secara material memengaruhi hak hukum pihak yang bersengketa. Suatu kesalahan umumnya tidak akan dianggap dapat dibantah jika dianggap tidak merugikan. Pengadilan dapat secara tegas memberikan jaminan bahwa suatu tindakan tidak akan merugikan salah satu pihak, dan bahasa tersebut dapat membantu memastikan bahwa proses hukum dilakukan secara adil.

Mengingat implikasi hukum di atas dan penerapannya dalam berbagai konteks, apakah Anda siap untuk mempelajari lebih dalam dampak signifikan penggunaan istilah hukum terhadap hasil litigasi?

Trending Knowledge

Bagaimana putusan pengadilan menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan kembali? Ada rahasia "tanpa prasangka" dalam hukum!
Dalam hukum, "bias" adalah istilah dengan banyak makna, yang definisinya bergantung pada apakah istilah tersebut digunakan dalam konteks pidana, perdata, atau hukum umum. "Bias" dalam konteks hukum me
Mengapa kasus yang dibatalkan dengan alasan "prasangka" tidak dapat disidangkan ulang? Apakah Anda memahami logika hukum di balik hal ini?
Dalam dunia hukum, makna kata "prasangka" bervariasi menurut sistem hukum yang berbeda (seperti hukum pidana, hukum perdata, atau hukum umum), yang membuatnya memiliki makna teknis tertentu dalam kont
nan
Depresi pasca stroke (PSD) adalah depresi yang mungkin terjadi setelah stroke, yang memiliki dampak signifikan pada proses penyembuhan dan kualitas hidup secara keseluruhan dari orang -orang yang ter

Responses