Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan kurangnya perhatian, hiperaktivitas, impulsivitas, dan kesulitan mengatur emosi secara berlebihan. Gejala-gejala ini tidak hanya memengaruhi kinerja kerja pasien, tetapi juga memengaruhi hubungan interpersonal dan kesehatan mereka secara keseluruhan, sehingga mengurangi kualitas hidup mereka. Spektrum ADHD cukup luas dan sering kali tumpang tindih dengan gangguan kesehatan mental lainnya, sehingga membuat pengaturan emosi menjadi lebih rumit.
Gejala ADHD sering kali disertai dengan defisit dalam fungsi eksekutif, yang menyebabkan individu mengalami kesulitan dalam pengendalian diri, terutama dalam hal manajemen waktu dan memulai tugas.
Menurut penelitian terbaru, pasien ADHD umumnya memiliki kemampuan pengaturan emosi yang buruk. Mereka sering mengalami perubahan suasana hati yang dramatis, yang mungkin menjadi lebih terlihat dalam situasi sosial. Misalnya, ketidakharmonisan sosial sering kali membuat reaksi emosional mereka lebih intens, yang memengaruhi kinerja mereka di tempat kerja atau sekolah.
Ketidakselarasan suasana hati dan ketidakstabilan emosi merupakan tantangan umum yang dihadapi oleh penderita ADHD, yang dapat membuat mereka merasa tidak berdaya saat menghadapi pemicu stres dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian menunjukkan bahwa sekitar setengah dari anak-anak penderita ADHD merasa ditolak secara sosial oleh teman sebayanya. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap masalah emosional seperti kecemasan dan depresi. Selain itu, penderita ADHD sering kali mengalami kesulitan menafsirkan isyarat verbal dan nonverbal selama interaksi sosial, yang selanjutnya memperburuk kesulitan sosial mereka dan menyebabkan perubahan suasana hati.
Dasar biologis ADHD melibatkan perkembangan yang buruk pada area otak tertentu, khususnya jaringan prefrontal yang terlibat dalam fungsi eksekutif. Perubahan struktural ini mungkin disebabkan oleh faktor genetik atau lingkungan, yang pada gilirannya memengaruhi fungsi sistem dopamin dan norepinefrin. Kesulitan dalam pengaturan emosi sering kali terkait erat dengan perubahan neurobiologis ini.
Pasien ADHD memiliki ketidakseimbangan dalam sistem dopamin dan norepinefrin, yang membuat mereka menghadapi tantangan dalam pengaturan emosi dan pengendalian diri.
Bagi penderita ADHD, menemukan strategi pengaturan emosi yang efektif sangatlah penting. Terapi perilaku dan terapi perilaku kognitif (CBT) secara luas diakui sebagai cara yang efektif untuk mengelola perubahan suasana hati. Terapi ini dapat memberikan alat untuk membantu pasien lebih memahami emosi mereka dan cara mengatasi kejadian emosional yang tidak terduga.
Selain itu, rutinitas harian yang terstruktur, olahraga teratur, dan pola makan yang sehat juga dianggap sebagai faktor penting dalam meningkatkan stabilitas emosi. Melalui metode ini, pasien ADHD dapat lebih baik mengendalikanol emosi mereka dan mengurangi terjadinya emosi yang tidak terkendali.
Perawatan yang tepat dan strategi penanganan yang efektif dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan pengaturan emosi pasien ADHD, sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka.
Seiring bertambahnya usia, gejala ADHD dan respons emosional dapat berubah. Penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa cenderung menunjukkan perilaku hiperaktif dan impulsif dengan cara yang lebih halus, seperti ketidaksabaran dan pengeluaran impulsif. Perubahan ini membuat pengaturan emosi dan manajemen hubungan menjadi lebih kompleks bagi orang dewasa.
Orang dengan ADHD sering melaporkan kesulitan dalam membangun dan mempertahankan hubungan. Mereka mungkin secara tidak sengaja menyela orang lain dan mengalami kesulitan mengikuti percakapan, yang tidak hanya meningkatkan kecemasan tetapi juga dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan. Pengembangan keterampilan sosial sering kali dipengaruhi oleh kemampuan untuk mengatur emosi, sehingga manajemen emosi sangat penting untuk meningkatkan hubungan sosial.
Penelitian dan pengobatan ADHD di masa depan perlu lebih berfokus pada cara meningkatkan kemampuan pengaturan emosi. Pembentukan berbagai kelompok dukungan sosial dapat memberikan pasien ADHD kualitas hidup yang lebih baik. Pelatihan dalam keterampilan pengaturan emosi dan penyesuaian lingkungan harus menjadi bagian penting dalam membantu pasien ADHD.
Pengobatan di masa depan tidak hanya perlu mengelola gejala melalui pengobatan, tetapi juga perlu berfokus pada peningkatan kemampuan pengaturan emosi pasien.
Mengingat tantangan pengaturan emosi yang terkait dengan ADHD, orang dengan ADHD masih menghadapi kesulitan dalam mendapatkan dukungan dan pengobatan. Setelah memahami dampak ADHD, masyarakat harus lebih memperhatikan dan memahami untuk mendukung kelompok ini dengan lebih baik. Dalam hal ini, bagaimana kita dapat secara efektif mengurangi perubahan suasana hati dan kesulitan sosial yang dihadapi oleh pasien ADHD?