Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan fungsi eksekutif yang tidak berfungsi, yang mengakibatkan gejala-gejala seperti kurangnya perhatian, hiperaktivitas, impulsivitas, dan regulasi emosi yang buruk. Gejala-gejala ini sering kali berlebihan dan meluas, yang memengaruhi berbagai aspek kualitas hidup. Menurut statistik, prevalensi ADHD sangat tinggi dan memengaruhi kehidupan jutaan orang di seluruh dunia. Karena kompleksitas gangguan ini, banyak orang masih kurang memahami dampak sebenarnya dari ADHD, jadi artikel ini akan membahas sisi tersembunyi ADHD dan dampaknya terhadap kualitas hidup.
Gejala utama ADHD dapat dibagi menjadi banyak aspek seperti kurangnya perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas. Gejala-gejala ini dapat menyebabkan tekanan di sekolah, lingkungan kerja, dan di rumah, yang mengakibatkan gangguan akademis, pekerjaan, dan sosial yang serius. Menurut kriteria DSM-5 dari American Psychiatric Association, sejumlah dan durasi gejala tertentu diperlukan untuk mendiagnosis ADHD.
"Kualitas hidup penderita ADHD dipengaruhi dalam banyak hal, mulai dari akademis hingga krisis interpersonal, yang semuanya diuji oleh gejala-gejala mereka."
Banyak penderita ADHD sering kali mengalami kesulitan memulai tugas dan melanjutkan tugas dengan hasil yang tertunda. Ketika mereka sangat tertarik atau menerima hadiah langsung, mereka mungkin menjadi "sangat fokus", yang merupakan mentalitas khusus penderita ADHD. Meskipun kondisi perhatian yang terfokus ini dapat mengarah pada pencapaian tertentu, karena sulit diubah, kondisi ini juga dapat menyebabkan kecanduan internet dan masalah perilaku lainnya.
Saat ini, penyebab pasti ADHD belum jelas, tetapi penelitian menunjukkan bahwa 70-80% ADHD bersifat turun-temurun, dan stres lingkungan selama masa prenatal atau awal pascanatal juga dapat memengaruhi. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, faktor eksternal seperti cedera otak traumatis dapat menyebabkan perkembangan ADHD. Hal ini menggambarkan pentingnya kemampuan mengatur emosi dan perilaku dalam penyakit ini.
"Karena gejala ADHD tumpang tindih dengan masalah kesehatan mental lainnya, diagnosis yang akurat menjadi sangat penting."
Pasien ADHD sering kali memiliki komorbiditas dengan penyakit lain, seperti gangguan kecemasan, depresi, dan kesulitan belajar. Menurut penelitian, sekitar dua pertiga orang dengan ADHD juga menderita masalah kesehatan mental lainnya, yang membuat tantangan kehidupan akademis dan sosial mereka semakin berat. Tidak hanya itu, pasien seperti itu sering merasa kesepian dan ditolak karena kurangnya keterampilan sosial.
Penelitian telah menunjukkan bahwa ADHD dapat secara langsung menyebabkan penurunan kualitas hidup. Selain tantangan akademis dan tempat kerja, pasien ini mungkin juga menghadapi kesulitan emosional dan interpersonal. Menurut statistik, harapan hidup pasien ADHD akan berkurang setidaknya 13 tahun.
“Dampak ADHD tidak dapat diremehkan dan tantangan yang ditimbulkannya sangat mengakar dalam kehidupan banyak orang.”
Meskipun dampak ADHD tidak dapat diremehkan, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan penyakit ini, dukungan masyarakat dan metode pengobatan untuk pasien ADHD secara bertahap telah membaik, membantu meningkatkan kualitas hidup mereka. Penelitian di masa mendatang akan menyelidiki lebih dalam potensi penyebab ADHD dan mencari metode intervensi yang efektif.
Dalam masyarakat yang berubah dengan cepat ini, apakah pasien ADHD dapat menerima dukungan yang lebih baik dan bagaimana masyarakat menanggapi tantangan ini? Apakah masalah ini layak untuk dipertimbangkan secara mendalam?