Seiring dengan semakin terintegrasinya ilmu biologi dan statistik, Approximate Bayesian Computation
(ABC) telah menjadi metode inferensi statistik yang menarik. Metode komputasional yang didasarkan pada statistik Bayesian ini memungkinkan untuk membuat inferensi dalam model yang kompleks tanpa menghitung fungsi kemungkinan dalam pengertian tradisional, sehingga metode ini banyak digunakan dalam bidang-bidang seperti epidemiologi, genetika populasi, dan ekologi. .
Metode ABC mendobrak batasan fungsi kemungkinan tradisional dan memungkinkan lebih banyak model untuk berpartisipasi dalam inferensi statistik.
Konsep awal ABC dapat ditelusuri kembali ke tahun 1980-an, ketika ahli statistik Donald Rubin pertama kali menguraikan gagasan inferensi Bayesian dan mengeksplorasi distribusi posterior dalam berbagai model. Karyanya meramalkan perkembangan metode ABC selama beberapa dekade berikutnya.
Pada tahun 1984, Peter Diggle dan Richard Gratton mengusulkan pendekatan simulasi sistem untuk memperkirakan fungsi kemungkinan. Meskipun ide ini tidak sepenuhnya setara dengan ABC seperti yang kita ketahui saat ini, ide ini menyediakan landasan bagi pengembangan di masa mendatang. Membuka jalan. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak peneliti mulai mengeksplorasi cara menggunakan data simulasi untuk inferensi.
Inti dari ABC adalah melewati perhitungan langsung fungsi kemungkinan melalui metode simulasi. Secara khusus, sekumpulan titik parameter awalnya dipilih dan sekumpulan data simulasi dibuat sesuai dengan model. Kemudian, penerimaan titik parameter diputuskan dengan membandingkan celah antara data simulasi dan data aktual yang diamati.
Algoritma penolakan ABC memperkirakan distribusi posterior dengan mensimulasikan data, sebuah proses yang tidak memerlukan perhitungan langsung fungsi kemungkinan.
Salah satu tantangan ABC adalah pemrosesan data berdimensi tinggi. Seiring bertambahnya dimensi data, probabilitas menghasilkan data simulasi yang mendekati data teramati berkurang secara signifikan. Untuk meningkatkan efisiensi komputasi, statistik ringkasan berdimensi rendah sering digunakan untuk menangkap informasi penting.
Dalam proses ABC yang optimal, statistik ringkasan ini dapat membantu mempersempit rentang perbandingan yang perlu dibuat, sehingga algoritme dapat berjalan lebih cepat dan lebih efisien.
Kasus aplikasi klasik melibatkan model Markov tersembunyi (HMM) yang digunakan untuk menyelesaikan status tersembunyi dalam sistem biologis. Dalam model ini, dengan mengukur frekuensi transisi status, kita dapat memperoleh distribusi posterior parameter dan selanjutnya mengungkap pertanyaan penelitian potensial.
Dengan memodelkan sistem biologis, kita tidak hanya dapat mengungkap cerita di balik gen, tetapi juga menyimpulkan interaksi antara genetika dan lingkungan.
Contoh-contoh ini tidak hanya menunjukkan potensi ABC, tetapi juga menyoroti pentingnya data simulasi dalam menafsirkan data genetika. Analisis ini menunjukkan bahwa dengan model yang tepat, kita masih dapat memperoleh kesimpulan dan simpulan yang bermakna bahkan tanpa data yang lengkap.
KesimpulanDengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, ABC akan memainkan peran yang lebih penting dalam penelitian biologi dan genetika di masa mendatang. Ini bukan hanya karena ABC dapat menangani model yang kompleks secara efektif, tetapi juga karena memperluas batasan eksplorasi kita terhadap sejarah kehidupan. Jadi, berapa banyak rahasia pohon gen yang dapat dibantu ABC untuk kita ungkap?