Dalam inferensi statistik, fungsi kemungkinan sering kali memainkan peran penting karena fungsi ini menyatakan probabilitas pengamatan data dalam model tertentu. Akan tetapi, untuk beberapa model yang kompleks, mendapatkan rumus pasti untuk fungsi kemungkinan hampir mustahil. Pada saat ini, metode perhitungan Bayesian perkiraan (ABC) mulai muncul, yang memberi orang kesempatan untuk membuat inferensi statistik yang efektif tanpa menghitung fungsi kemungkinan yang sulit.
Ketika metode tradisional menghadapi tantangan komputasi dalam aplikasi praktis, metode ABC menyediakan solusi inovatif yang memungkinkan semakin banyak model untuk dipelajari.
Konsep komputasi Bayesian perkiraan berawal dari tahun 1980-an, ketika para peneliti mulai mengeksplorasi cara membuat inferensi statistik ketika fungsi kemungkinan tidak dapat diturunkan secara eksplisit. Seiring berjalannya waktu, metode ABC berkembang menjadi alat yang banyak digunakan, yang menunjukkan nilainya khususnya dalam aplikasi dalam ilmu biologi.
Dalam banyak aplikasi, seperti genetika reproduksi, epidemiologi, dll., kompleksitas model membuat perhitungan fungsi kemungkinan tradisional menjadi sangat sulit. Metode ABC mensimulasikan data dan membuat kesimpulan berdasarkan kesamaan antara data yang disimulasikan dan data yang diamati. Dengan demikian, peneliti tidak hanya terhindar dari kesulitan menghitung fungsi kemungkinan, tetapi juga memungkinkan peneliti untuk mempertimbangkan berbagai model yang lebih luas.
ABC memajukan ilmu pengetahuan dengan mengungkap potensi metode komputasi untuk membuat analisis masalah kompleks dapat diakses oleh peneliti.
Inti dari metode ABC terletak pada algoritma "pengambilan sampel penolakan". Peneliti dapat menghasilkan data hipotetis dengan memilih parameter secara acak dari distribusi awal model dan mensimulasikan setiap parameter. Jika hasil simulasi sesuai dengan data yang diamati sebenarnya, parameter diterima, jika tidak, parameter ditolak. Proses ini menghilangkan kebutuhan untuk menghitung fungsi kemungkinan dalam pengertian tradisional, tetapi sebaliknya mengandalkan hasil simulasi untuk menyimpulkan distribusi posterior parameter.
Meskipun metode ABC menghadirkan banyak kemudahan, metode ini juga menghadapi banyak tantangan selama implementasinya. Misalnya, ketika dimensionalitas data meningkat, jarak antara kumpulan data yang dihasilkan dan data yang diamati dapat meningkat, yang membuat tingkat penerimaan parameter efektif menurun. Untuk mengatasi masalah ini, peneliti biasanya memilih statistik ringkasan berdimensi lebih rendah untuk menangkap informasi penting dalam data observasi, sehingga meningkatkan efisiensi komputasi.
Menggunakan statistik ringkasan yang tepat dapat membantu mengurangi beban komputasi sambil mempertahankan informasi utama model.
Sebagai contoh, pertimbangkan sistem bistabil yang dapat dijelaskan oleh model Markov tersembunyi. Dalam model jenis ini, menghitung kemungkinan data deret waktu cukup sulit karena saling ketergantungan antar-keadaan. Pada saat ini, keunggulan metode ABC terungkap, dan inferensi dibuat dengan membandingkan simulasi dengan data yang diamati. Melalui metode ini, peneliti masih dapat memperoleh estimasi parameter yang andal dalam situasi di mana metode perhitungan lain tidak dapat mengatasinya.
Dengan peningkatan daya komputasi dan pengembangan teori statistik, bidang aplikasi metode ABC terus berkembang. Dari biologi hingga bidang ilmiah lainnya, metode ABC memberikan ide-ide baru untuk memecahkan masalah yang kompleks. Namun, efektivitas pendekatan baru ini masih bergantung pada evaluasi yang ketat terhadap asumsi dan perkiraannya. Bagaimana penelitian masa depan akan mendorong penerapan ABC di berbagai bidang?