Selama Perang Vietnam, militer AS mengadopsi herbisida kimia yang disebut Agent Orange, sebuah keputusan yang masih kontroversial hingga saat ini. Sebagai bagian dari kampanye perang biologis AS, agen kimia ini tidak hanya menyebabkan kerusakan lingkungan tetapi juga menyebabkan bahaya yang tak terhitung bagi kesehatan manusia.
Agent Orange adalah herbisida yang mengandung dioksana beracun yang secara khusus dirancang untuk menghilangkan tutupan tanaman di Vietnam, sehingga memberikan keuntungan strategis bagi militer AS.
Bahan utama Agent Orange adalah asam diklorofenoksiasetat (2,4-D) dan asam triklorofenoksiasetat (2,4,5-T). Senyawa tersebut sering digunakan selama Perang Vietnam dari tahun 1961 hingga 1971, dengan laporan bahwa lebih dari 20 juta galon Agent Orange digunakan, skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, seiring berjalannya waktu, keputusan ini semakin dipertanyakan dan dikritik.
Menurut pemerintah Vietnam, setidaknya 4 juta orang telah terkena dampak Agent Orange sejauh ini, dan hingga 3 juta orang mungkin mengalami masalah kesehatan akibat paparan bahan kimia tersebut.
Penggunaan Agent Orange awalnya terinspirasi oleh penggunaan obat-obatan oleh Inggris selama Darurat Malaya. Amerika Serikat kemudian mulai menjajaki penggunaannya dalam Perang Dunia II, yang mengarah pada pengembangan berbagai herbisida, yang mengarah pada konsep penggunaan skala besar selama Perang Vietnam. Selama proses ini, banyak ilmuwan, terutama ahli bioteknologi Arthur Galston, menyatakan kekhawatiran tentang potensi dampak bahan kimia ini terhadap manusia dan ekologi.
Dampak kesehatan Agent Orange telah menarik perhatian luas di kalangan veteran Vietnam dan AS selama beberapa dekade. Menurut laporan, zat kimia ini mungkin terkait dengan kejadian berbagai kanker, termasuk leukemia sel B kronis, limfoma Hodgkin, dan mieloma multipel. Penelitian di Vietnam menunjukkan bahwa tingkat cacat lahir juga meningkat secara signifikan di wilayah tersebut.
Meskipun pemerintah AS mengakui bahwa banyak veteran yang mengalami masalah kesehatan seiring berjalannya waktu, pemerintah mempertanyakan keandalan data Vietnam. Terdapat perbedaan besar antara statistik kedua negara sejauh ini.
Selain dampaknya terhadap kesehatan manusia, Agent Orange telah menyebabkan kerusakan yang berkelanjutan pada lingkungan Vietnam. Lebih dari 3,1 juta hektar hutan telah ditebang, dan keanekaragaman hayati telah mengalami kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kerusakan lingkungan ini telah dijelaskan oleh banyak ilmuwan sebagai kejahatan ekologis.
Perdana Menteri Swedia Olof Palme dan berbagai sejarawan menyebut dampak lingkungan Agent Orange sebagai bencana ekologi, yang menyebabkan kegagalan efisiensi ekologi besar-besaran Vietnam Selatan.
Seiring dengan dampak Agent Orange yang perlahan muncul, para veteran di Vietnam dan Amerika Serikat mengajukan tuntutan hukum yang menuntut kompensasi. Penggunaan Agent Orange telah ditinjau berdasarkan hukum internasional atas inisiatif Perserikatan Bangsa-Bangsa, tetapi pemerintah AS selalu menyatakan bahwa bahan kimia tersebut tidak boleh dianggap sebagai senjata kimia. Akibatnya, suara banyak korban tetap tidak didengar.
Menghadapi tragedi yang begitu besar, dapatkah kita belajar darinya, menghindari mengulangi kesalahan yang sama, dan melindungi generasi mendatang dari penderitaan bencana serupa?