Dalam kehidupan sehari-hari, mata memainkan peran penting. Mata tidak hanya membantu kita melihat dunia di sekitar kita, tetapi juga memengaruhi perilaku dan keputusan kita tanpa menyadarinya. Namun, seberapa banyak yang kita ketahui tentang cara kerja mata kita? Pengujian lapang pandang, pemeriksaan umum dalam oftalmologi dan neurologi, mengungkap banyak rahasia penting tentang penglihatan kita.
Lapangan pandang visual adalah "rentang ruang yang dapat dilihat pada saat yang sama sambil melihat dengan mantap ke arah tertentu."
Penglihatan visual dapat dianggap sebagai konsep yang menggabungkan struktur dan persepsi. Dalam oftalmologi dan neurologi, lapang pandang sering disebut sebagai "rentang kapasitas fungsional", dan rentang ini dapat diukur dengan berbagai metode, terutama melalui pengujian penglihatan tepi (perimetri). Secara fisiologis, lapang pandang monokuler manusia normal berkisar antara 60 derajat hingga 107 derajat, yang mencakup rentang luas pengalaman visual kita.
Pengukuran lapang pandang terutama menggunakan metode uji penglihatan tepi. Uji ini sangat penting dalam mendeteksi pasien dengan cacat lapang pandang. Ada banyak metode pengujian, termasuk pengujian dinamis dan statis. Pengujian dinamis menampilkan titik cahaya pada bagian dalam putih belahan bumi, dan titik cahaya perlahan bergerak ke tengah hingga subjek dapat melihatnya. Pengujian statis memperbaiki titik cahaya dan menyalakannya dengan intensitas berbeda untuk mengamati sejauh mana subjek dapat melihat titik cahaya tersebut.
Instrumen uji lapang pandang umum meliputi penganalisa lapang pandang Humphrey, Optopol, Octopus, dll.
Kehilangan lapang pandang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit mata atau neuropati. Ambil contoh glaukoma. Jenis penyakit ini menyebabkan cacat lapang pandang tepi, sedangkan degenerasi makula memengaruhi lapang pandang pusat. Lesi pada jalur saraf juga dapat menyebabkan beberapa jenis gangguan penglihatan, di mana cacat lapang pandang bervariasi tergantung pada lokasi cedera.
Kategori utama cacat lapang pandang meliputi retinopati, lesi saraf optik, dan lesi jalur penglihatan.
Glaukoma adalah penyakit hilangnya lapang pandang yang disebabkan oleh kerusakan pada lapisan serabut saraf retina. Perubahan lapang pandang yang terlihat sering terjadi pada pasien glaukoma stadium awal, dengan perubahan utama terkonsentrasi di lapang pandang pusat. Saat mencari hilangnya lapang pandang pada glaukoma, pola umum yang dicari dokter meliputi penekanan lapang pandang secara keseluruhan, serta bintik buta tertentu.
Pada degenerasi makula, area sentral retina terpengaruh, sehingga mengakibatkan hilangnya lapang pandang bagian tengah, yang berdampak besar pada kehidupan sehari-hari. Kemampuan membaca teks dan mengenali wajah pun terganggu.
Struktur jalur penglihatan membawa informasi visual dari retina ke otak, dan kerusakan apa pun dapat menyebabkan berbagai jenis cacat lapang pandang. Misalnya, ketika saraf optik rusak di satu sisi, maka akan menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh lapang pandang di sisi tersebut, sedangkan kerusakan bilateral dapat menyebabkan hemianopia bilateral.
Ada berbagai metode untuk mendeteksi cacat lapang pandang, termasuk skrining untuk retinopati, berbagai tes penglihatan, dan penilaian fungsi otak lokal. Dokter akan membuat penilaian dan rekomendasi yang dipersonalisasi untuk pasien berdasarkan hasil tes yang berbeda.
Melakukan pengujian lapang pandang dapat lebih memahami kemampuan dan keterbatasan visual pasien, lalu merumuskan rencana perawatan yang sesuai.
Pengujian lapang pandang tidak hanya memberikan informasi penting untuk diagnosis penyakit, tetapi juga mencerminkan kualitas hidup pasien dan dampaknya pada aktivitas sehari-hari. Melalui pemeriksaan rutin, dokter dapat mendeteksi potensi masalah penglihatan lebih dini.
Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, akurasi dan kenyamanan pengujian lapang pandang terus meningkat, dan diharapkan dapat lebih membantu manusia mengungkap rahasia mata di masa mendatang. Apakah Anda siap menemukan dunia menarik yang membuka mata Anda?