Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengabaikan kompleksitas penglihatan, yang bukan hanya indra tetapi juga portal ke seluruh dunia. Bagaimana rentang penglihatan manusia didefinisikan? Apa yang menyebabkan penurunan penglihatan? Masalah-masalah ini tidak hanya melibatkan fisiologi dan psikologi, tetapi juga terkait erat dengan cara kita memahami dan mempersepsi lingkungan sekitar.
Rentang penglihatan adalah "bagian ruang tempat objek terlihat pada satu waktu ketika pandangan tetap pada satu arah."
Penglihatan dipelajari secara luas dalam bidang kedokteran, khususnya dalam bidang oftalmologi dan ilmu saraf. Struktur bidang penglihatan sering menjadi perhatian, dan pengujian bidang penglihatan sering dilakukan untuk menentukan apakah bidang penglihatan dipengaruhi oleh penyakit. Pengujian ini dapat mengungkapkan apakah penyakit tersebut menyebabkan kehilangan penglihatan sebagian atau kehilangan penglihatan yang lebih luas.
Dalam keadaan normal, rentang penglihatan monokuler manusia sekitar 60 derajat, menghadap ke hidung, dan hingga 107 derajat ke arah luar. Selain itu, rentang penglihatan ke atas dan ke bawah masing-masing adalah 70 derajat dan 80 derajat. Ketika bidang penglihatan kedua mata saling tumpang tindih, penglihatan binokuler terbentuk, yang selanjutnya meningkatkan kemampuan visual kita.
Dikatakan bahwa bidang penglihatan pusat berdiameter 17 derajat pada mata berhubungan dengan makula, sedangkan pusat berdiameter 5,2 derajat disebut fovea, tempat kehalusan penglihatan mencapai tingkat tertingginya.
Bidang penglihatan biasanya diukur melalui metode yang disebut "pengujian bidang penglihatan", yang mencakup metode dinamis dan statis. Dalam uji dinamis, titik cahaya akan bergerak perlahan di dalam bagian dalam putih belahan bumi, sedangkan dalam uji statis, titik cahaya akan berkedip pada intensitas yang berbeda pada posisi tetap hingga diperhatikan oleh pengamat. Instrumen pengujian lapang pandang yang umum digunakan meliputi penganalisis lapang pandang Humphrey otomatis, penganalisis lapang pandang Optopol, dll.
Hasil uji lapang pandang sering kali ditampilkan sebagai "jumlah lapang pandang penuh hingga jari," yang berarti bahwa pemahaman pengamat tentang luas lapang pandang sudah benar.
Kehilangan lapang pandang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit mata, saraf optik, atau otak. Misalnya, glaukoma dapat menyebabkan hilangnya penglihatan tepi, sedangkan penyakit seperti degenerasi makula memengaruhi penglihatan sentral. Lesi pada jalur saraf optik juga dapat menyebabkan gangguan penglihatan tertentu, seperti hemianopsia dan kuadriplegia.
Klasifikasi umum defek lapang pandang meliputi: lesi retina, lesi saraf optik, dan lesi kiasma optik.
Defek lapang pandang umum pada pasien glaukoma disebabkan oleh kerusakan pada lapisan serabut saraf retina. Banyak perubahan glaukoma dini akan muncul terutama di lapang pandang sentral, khususnya di area Bjerrum, yang merupakan referensi penting untuk mengidentifikasi glaukoma selama pengujian lapang pandang.
Skotoma sentral parapterigoid kecil merupakan defek lapang pandang yang penting secara klinis pada glaukoma dini.
Selain glaukoma, degenerasi makula (AMD) dan gangguan jalur visual juga dapat menyebabkan defek lapang pandang. Lesi di area makula dapat menyebabkan hilangnya penglihatan sentral; sementara lesi di jalur penglihatan dapat menyebabkan perubahan pada berbagai pola penglihatan, sehingga memengaruhi kualitas hidup seseorang.
Jenis kerusakan pada jalur penglihatan dapat membantu menemukan lesi, yang mungkin mencakup lesi di bola mata, saraf optik dan kiasmanya, serta radiasi penglihatan.
Rahasia penglihatan terkait erat dengan pengalaman sensorik kita. Semua ini membuat kita bertanya-tanya, ketika kita menyadari keterbatasan jangkauan penglihatan kita: seberapa banyak realitas sejati yang dapat kita lihat di antara banyak dunia yang tidak teramati?