Dalam struktur tubuh manusia, rektus abdominis merupakan otot penting yang terletak di perut, yang sering disebut "otot perut." Otot-otot ini tidak hanya bernilai estetika, tetapi juga memiliki dampak yang mendalam pada kehidupan sehari-hari dan pernapasan kita. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang struktur, fungsi, dan peran penting rektus abdominis dalam proses pernapasan.
Nama rektus abdominis berasal dari kata Latin yang berarti "perut lurus", yang sesuai dengan bentuk otot dan lokasinya di dalam tubuh.
Rektus abdominis adalah otot panjang dan datar yang menutupi seluruh bagian depan perut. Sepasang otot tersebut dipisahkan di sepanjang garis tengah oleh pita jaringan ikat yang disebut linea alba. Otot rektus abdominis di setiap sisi dibatasi oleh pita jaringan ikat yang disebut linea semilunaris. Otot ini memanjang ke atas dari simfisis pubis, krista pubis, dan tuberkulum pubis minor hingga prosesus xifoideus dan tulang rawan tulang rusuk kelima hingga ketujuh. Otot ini juga terbungkus dalam fasia rektus abdominis, membran tipis yang terdiri dari aponeurosis otot perut lateral.
Pada jaringan otot rektus abdominis, terdapat beberapa pita jaringan ikat yang disebut perpotongan tendon. Pita-pita ini membagi otot menjadi beberapa blok otot perut yang berbeda. Pada orang dengan lemak tubuh rendah, massa otot ini terekspos secara eksternal, dengan jumlah yang paling umum adalah enam.
Otot rektus abdominis berperan penting dalam postur tubuh, yang bertanggung jawab untuk melenturkan tulang belakang lumbar, seperti saat melakukan sit-up. Tulang rusuk dapat diangkat ke atas saat panggul difiksasi, atau panggul dapat dimiringkan ke arah tulang rusuk saat tulang rusuk difiksasi. Gerakan-gerakan ini tidak terbatas pada olahraga, tetapi juga penting dalam kehidupan sehari-hari dan saat Anda perlu bernapas lebih keras. Otot rektus abdominis membantu dalam proses pernafasan saat pernapasan dipaksakan, seperti setelah berolahraga atau dalam kondisi seperti PPOK.
Selain itu, otot rektus abdominis berperan penting dalam menjaga organ-organ internal tetap stabil dan menciptakan tekanan intra-abdomen saat berolahraga atau mengangkat beban.
Ketegangan otot perut, juga dikenal sebagai otot perut yang robek, adalah cedera pada otot dinding perut, yang sebenarnya disebabkan oleh otot yang terlalu diregangkan. Ketegangan pada otot rektus abdominis paling umum terjadi pada atlet dan dapat mengakibatkan robekan mikroskopis atau ruptur otot yang lebih serius. Sementara itu, hematoma rektus abdominis adalah akumulasi darah di dalam fasia rektus abdominis, yang dapat disebabkan oleh ruptur arteri kelenjar atau robekan pada otot.
Seiring bertambahnya usia penduduk dan meluasnya penggunaan obat antikoagulan, hematoma rektus abdominis, yang secara historis dianggap sebagai kondisi jinak, menjadi lebih umum dan lebih serius.
Saat kita berpikir tentang pernapasan, kita jarang memikirkan otot rektus abdominis. Penelitian terkini menunjukkan bahwa kelompok otot ini lebih dari sekadar menstabilkan tubuh saat bernapas. Kontraksi dan relaksasi otot rektus abdominis secara langsung memengaruhi volume rongga dada dan pengembangan paru-paru. Saat otot rektus abdominis berfungsi, otot ini dapat membantu kita mengeluarkan karbon dioksida dari tubuh secara efektif.
Hal ini menjadikan otot rektus abdominis sebagai "pahlawan tersembunyi" tubuh kita dalam banyak situasi sulit bernapas.
Penguatan otot rektus abdominis melalui latihan tidak hanya dapat meningkatkan stabilitas tubuh, tetapi juga meningkatkan efisiensi pernapasan. Dalam banyak kasus, kekencangan otot perut yang baik bahkan dapat membantu mengurangi dampak beberapa penyakit pernapasan.
Jadi, mari kita kenali kembali para pahlawan tersembunyi ini dan pikirkan bagaimana saya dapat meningkatkan fungsi penting di dalam tubuh saya melalui olahraga. Apakah otot-otot tersembunyi ini juga akan menjadi fokus baru dalam olahraga Anda?