Ketika kita berbicara tentang perubahan iklim Bumi, para ahli di komunitas ilmiah sering menyebutkan oksigen-18, sebuah isotop stabil yang penting. Oksigen-18 tidak hanya memainkan peran penting dalam aplikasi ilmiah modern, seperti dalam tomografi emisi positron (PET) untuk produksi fluorodeoksiglukosa (FDG), tetapi juga memberikan petunjuk tentang perubahan iklim di masa lalu. Dari mana pengetahuan tersebut berasal? Mari kita lihat lebih dekat bagaimana oksigen-18 membuka kemungkinan untuk penelitian iklim purba.
Oksigen-18 adalah isotop stabil alami yang dapat memberi kita informasi rahasia tentang perubahan iklim purba.
Oksigen-18 (18O) dan oksigen-16 (16O) adalah dua isotop oksigen utama di Bumi. Perubahan rasio antara keduanya dapat mencerminkan suhu presipitasi purba. Para ilmuwan menggunakan rasio ini, yang sering dinyatakan sebagai δ18O, untuk menyimpulkan perubahan iklim purba melalui analisis inti es kutub. Saat uap air di udara bergerak dari ekuator ke kutub, oksigen-18 dalam uap air tersebut secara bertahap dihilangkan, sebuah proses yang disebut fraksinasi Rayleigh, yang mengakibatkan penurunan oksigen-18 dalam es dan salju kutub.
Pada tahun 1950-an, ilmuwan terkenal Harold Urey melakukan percobaan penting dan berhasil mempelajari distribusi isotop oksigen dengan mencampur air biasa dan air oksigen-18 dan membekukannya sebagian. Penemuan ini menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya, yang memungkinkan para ilmuwan untuk mengekstrak data δ18O dari inti es untuk menyimpulkan kondisi iklim masa lalu.
Rasio δ18O dapat digunakan dalam paleoklimatologi fosil tertentu, memberikan gambaran perubahan suhu laut relatif terhadap periode saat fosil tersebut tumbuh.
Lebih jauh, rasio δ18O tidak hanya efektif dalam analisis inti es, tetapi juga meninggalkan jejak yang tak terhapuskan pada beberapa fosil. Misalnya, data δ18O yang diekstrak dari cangkang kerang dapat membantu para ilmuwan mempelajari perubahan suhu musiman di lautan. Lapisan cangkang yang terbentuk akibat pertumbuhan kerang setiap tahun menunjukkan perubahan suhu air pada saat itu, yang memberi para ilmuwan dasar penalaran logis untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang perubahan iklim pada waktu yang berbeda di masa lalu.
Bagaimana data δ18O ini ditafsirkan? Sederhananya, dengan melakukan pengukuran dari beberapa fosil spesies yang sama, para ilmuwan dapat mengamati perubahan suhu lautan dari waktu ke waktu. Rumus standar dapat membantu mereka menentukan suhu lautan dengan lebih akurat, dan perubahan suhu ini akan sesuai dengan berbagai tahap iklim purba.
Dalam studi fisiologi tumbuhan, pelabelan isotop hidrogen dan oksigen memungkinkan pengukuran penyerapan oksigen oleh jalur fotorespirasi tumbuhan.
Pemanfaatan oksigen-18 tidak terbatas pada penelitian iklim, tetapi juga meluas ke studi fisiologi tumbuhan. Para ilmuwan menggunakan isotop hidrogen dan oksigen untuk melakukan eksperimen pada fotorespirasi tanaman. Studi ini mengungkap respons fisiologis vegetasi dalam berbagai kondisi atmosfer. Pelabelan oksigen-18 memungkinkan para ilmuwan untuk mengukur penyerapan oksigen tanaman selama fotorespirasi dan mengeksplorasi keseimbangan yang rumit antara fotosintesis dan fotorespirasi.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, penerapan oksigen-18 menjadi semakin meluas. Tidak hanya di bidang-bidang seperti klimatologi, paleontologi, dan fisiologi tanaman, oksigen-18 juga digunakan dalam teknologi pencitraan medis untuk memberikan diagnosis yang lebih akurat. Namun, saat melakukan analisis oksigen-18, persiapan sampel yang akurat dan prosedur pengawetan sangat penting. Ini memastikan keandalan data dan memungkinkan para ilmuwan untuk secara akurat menafsirkan perubahan iklim masa lalu dan perubahan ekologi terkait.
Semua penemuan ini tidak hanya memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang seperti apa Bumi ribuan atau bahkan puluhan ribu tahun yang lalu, tetapi juga memberi tahu kita cara untuk terus mendorong penelitian kita guna menghadapi tantangan lingkungan saat ini. Kisah Oksigen-18 adalah proses eksplorasi, penemuan, dan pemahaman lingkungan purba, dan hal ini menginspirasi para ilmuwan untuk menyelidiki lebih dalam sejarah yang tidak diketahui.
Jadi, apa dampak perubahan iklim masa lalu ini terhadap kebijakan lingkungan kita di masa depan?