Air sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Akan tetapi, banyak orang tidak menyadari bahwa struktur kimia air dapat bervariasi tergantung pada isotop hidrogen dan oksigen yang dikandungnya. Oksigen-18 dan tritium bergabung membentuk jenis air berat khusus, yang sekitar 30% lebih berat daripada air biasa. Air berat tersebut tidak hanya memainkan peran penting dalam eksperimen ilmiah, tetapi juga menyediakan data penting untuk penelitian kita tentang perubahan lingkungan.
Oksigen-18 (18O) adalah isotop alami yang stabil dan salah satu isotop lingkungan yang penting bagi banyak penelitian ilmiah.
Oksigen-18 adalah isotop yang relatif langka yang terdapat secara alami di dalam air. Kelimpahannya sekitar 0,2%, dan stabilitasnya membuatnya ideal untuk penelitian ilmiah. Dalam industri radiofarmasi, oksigen-18 digunakan untuk menghasilkan fluor-18, radioisotop yang umum digunakan dalam tomografi emisi positron (PET).
Selama proses produksi, air yang kaya oksigen-18 (H2Ω) dibombardir dengan proton berenergi tinggi untuk menghasilkan fluor-18. Fluor-18 ini kemudian disintesis menjadi fluorodeoksiglukosa (FDG) dan disuntikkan ke pasien untuk pencitraan. Dalam aplikasi semacam itu, air berat khusus sangat penting karena kepadatannya jauh lebih tinggi daripada air biasa, yang membuatnya tak tergantikan dalam penelitian ilmiah.
Oksigen-18 juga memainkan peran penting dalam paleoklimatologi. Ilmuwan dapat melacak perubahan iklim purba dengan menganalisis rasio oksigen-18 terhadap oksigen-16 dalam inti es. Proses ini disebut analisis δ18O. Dengan asumsi bahwa iklim dan lingkungan kutub tidak banyak berubah, para ilmuwan dapat memperoleh data iklim masa lalu dengan menghitung suhu saat es terbentuk.
Sebuah eksperimen yang dilakukan oleh Harold Urey pada tahun 1950-an menunjukkan bagaimana paleoklimat dapat dianalisis dengan mencampur air normal dan air yang mengandung oksigen-18.
Para ilmuwan juga dapat mengukur suhu purba melalui rasio isotop oksigen yang ditemukan dalam fosil. Fosil tumbuhan dan hewan saat mereka tumbuh dapat memberi kita informasi terperinci tentang lingkungan masa lalu, yang penting untuk memahami perubahan dalam ekosistem.
Dalam fisiologi tumbuhan, oksigen-18 juga digunakan untuk mempelajari fotorespirasi tumbuhan. Dengan memberi label oksigen-18 di sekitar tumbuhan, para ilmuwan dapat mengukur penyerapan dan pelepasan oksigen selama fotosintesis. Penelitian telah menunjukkan bahwa pada masa praindustri, sebagian besar oksigen yang diproduksi oleh tanaman selama fotosintesis diserap kembali melalui fotorespirasi, yang berdampak langsung pada pertumbuhan dan hasil tanaman.
Produksi fluor-18 biasanya memerlukan pemboman air yang mengandung oksigen-18 dengan proton berenergi tinggi. Proses ini memerlukan peralatan yang sangat canggih seperti siklotron atau akselerator linier. Proses produksi semacam itu tidak hanya mengharuskan pembuatnya untuk mengendalikan berbagai variabel secara tepat, tetapi juga mengharuskan larutan keluaran dimurnikan untuk menghilangkan kotoran guna memastikan keamanan dan efektivitas obat radioaktif akhir yang disintesis.
Misalnya, perawatan selama 90 menit dapat memanfaatkan 2 mL air yang diperkaya oksigen-18 yang diproduksi dengan melewatkannya melalui sel Titanium.
Apakah Anda kini memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang air berat yang ajaib ini? Kombinasi oksigen-18 dan tritium tidak hanya mengubah pemahaman kita tentang air, tetapi juga membuka pintu baru bagi penelitian ilmiah. Melihat ke masa depan, eksplorasi ilmiah semacam itu akan memunculkan lebih banyak pertanyaan baru. Mungkin yang perlu kita pikirkan adalah: Apakah ada isotop tak dikenal lainnya yang dapat membawa terobosan besar bagi penelitian ilmiah kita di masa mendatang?