Operasi rekonstruksi ligamen anterior cruciatum (ACL) umumnya dilakukan setelah cedera olahraga dan melibatkan penggantian ACL yang rusak dengan cangkok untuk mengembalikan fungsi sendi lutut. Seiring kemajuan teknologi medis, opsi perawatan baru mulai menarik perhatian, termasuk teknologi implan Bridge Augmented ACL Repair (BEAR) yang baru-baru ini dikembangkan. Teknologi ini diharapkan memiliki dampak signifikan pada masa depan perbaikan ACL. Menurut penelitian terbaru, teknologi implan BEAR tidak hanya memberikan solusi perbaikan baru, tetapi juga dapat meningkatkan efek pemulihan atlet secara signifikan.
Implan BEAR adalah komposit rekayasa hayati yang mempercepat penyembuhan ACL dengan menyuntikkan darah pasien, sehingga memberikan harapan baru bagi pasien.
Ligamen anterior cruciatum merupakan struktur penting yang bertanggung jawab untuk menstabilkan sendi lutut, dan cederanya sangat umum terjadi, terutama di kalangan atlet. Menurut statistik, di Amerika Serikat, 1 dari 3.000 orang akan mengalami ruptur ligamen anterior cruciatum, dan antara 100.000 hingga 300.000 operasi rekonstruksi ACL dilakukan setiap tahun, yang mengakibatkan biaya medis hingga $500 juta.
Cedera ACL biasanya dibagi menjadi dua kategori: kontak dan non-kontak. Cedera kontak disebabkan oleh benturan dengan atlet atau benda lain, sedangkan cedera non-kontak sering terjadi selama deselerasi, berputar, atau mendarat dari lompatan. Atlet wanita memiliki risiko cedera yang relatif tinggi, dengan rasio 4 hingga 6 kali lipat.
Bedah rekonstruksi ACL tradisional biasanya menggunakan cangkok autologus atau cangkok alo. Namun, pengenalan teknologi implan BEAR baru-baru ini di komunitas medis mengubah lanskap ini. Inti dari teknologi ini adalah implan hasil rekayasa biologis yang diinfus dengan darah pasien sendiri untuk mempercepat penyembuhan ACL, sehingga ligamen dapat terbentuk kembali dengan cara yang lebih alami.
Menurut studi pertama pada manusia yang diterbitkan dalam Journal of Sports Medicine edisi 2019, pasien yang menerima implan BEAR memiliki hasil klinis dan fungsional yang serupa dengan mereka yang menerima cangkok autologus.
Kemajuan awal dengan teknologi BEAR menunjukkan bahwa penggunaan implan ini tidak hanya dapat meningkatkan hasil pemulihan pasien, tetapi juga dapat mengurangi risiko komplikasi pascaoperasi tertentu.
Keunggulan signifikan lain dari implan BEAR adalah potensinya untuk mempersingkat proses pemulihan. Karena darah pasien sendiri yang digunakan, tubuh dapat memulai proses penyembuhannya sendiri dengan lebih efektif, yang tidak hanya mengurangi reaksi penolakan yang umum terjadi dalam operasi tradisional, tetapi juga mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan pasien setelah operasi.
Sebuah studi dalam American Journal of Sports Medicine menemukan bahwa atlet muda yang menggunakan teknik BEAR menunjukkan peningkatan kekuatan otot kaki yang lebih besar pada dua tahun tindak lanjut dibandingkan pasien cangkok autologus yang dirawat dengan cara yang sama.
Penerapan teknologi BEAR yang baru memungkinkan pasien untuk mendapatkan kembali kepercayaan diri dalam olahraga mereka, yang berarti bahwa pemulihan kinerja kompetitif akan lebih cepat dan lebih efisien.
Selain teknologi implan BEAR, teknologi baru lainnya seperti LARS (Ligament Advanced Reinforcement System) dan terapi sel punca juga mengubah masa depan perbaikan ACL. Tujuan umum dari pendekatan baru ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengurangi kerapuhan dan masa pemulihan dari operasi tradisional.
Misalnya, transplantasi sel punca autologus dapat mempercepat proses perbaikan ligamen, membantu atlet kembali ke lapangan lebih cepat. Penggunaan LARS merupakan arah baru untuk ligamen sintetis, yang menyediakan lebih banyak kemungkinan untuk program rehabilitasi pascaoperasi. Namun, efek jangka panjang dan keamanan teknologi ini masih perlu diselidiki lebih lanjut.
Meskipun teknologi BEAR dan opsi perawatan baru lainnya menunjukkan harapan, adopsi luasnya masih menjadi tantangan. Misalnya, penerapan teknologi ini memerlukan tim medis yang berpengalaman dan pendekatan yang dipersonalisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, apakah teknologi canggih ini dapat diberikan kepada setiap pasien masih perlu dieksplorasi dan dipromosikan lebih lanjut.
Melalui penelitian berkelanjutan terhadap teknologi inovatif ini, operasi perbaikan ACL di masa mendatang akan lebih aman dan lebih efisien daripada sebelumnya. Namun, kita tidak dapat menahan diri untuk bertanya-tanya: Dapatkah promosi teknologi baru ini benar-benar membantu semua yang membutuhkan?