Di antara cedera olahraga, cedera ligamen anterior cruciatum (ACL) telah lama menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi oleh atlet, terutama atlet wanita. Menurut penelitian, wanita 4 hingga 6 kali lebih mungkin cedera selama berolahraga daripada pria. Fenomena ini mengkhawatirkan karena cedera ACL tidak hanya memengaruhi performa atletik tetapi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
Cedera ACL terutama terjadi di lutut. Ketika lutut terlalu diregangkan atau diputar, ligamen mudah cedera. Secara umum, jenis cedera ini dapat dibagi menjadi dua jenis: kontak dan non-kontak. Cedera non-kontak sering terjadi selama tindakan seperti memperlambat, mengubah arah, atau mendarat, dan wanita berisiko lebih tinggi mengalami cedera ACL dalam olahraga ini.
Menurut statistik, cedera ACL mencakup seperempat dari semua cedera lutut di antara atlet sekolah menengah.
Studi telah menunjukkan bahwa ada banyak alasan di balik tingginya angka cedera ACL pada wanita, termasuk:
Cedera ACL tidak hanya memengaruhi performa atlet tetapi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Misalnya, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa cedera ACL dapat meningkatkan risiko osteoartritis di masa mendatang, yang merupakan ancaman signifikan bagi karier atlet di masa depan. Selain itu, proses pemulihan setelah cedera ACL sering kali panjang dan sulit, yang mengharuskan atlet mengerahkan upaya yang cukup besar untuk kembali ke bentuk sebelum cedera.
Para ahli merekomendasikan agar atlet wanita melakukan pemanasan dan latihan penguatan yang terarah sebelum mengikuti latihan olahraga, terutama untuk otot dan ligamen di sekitar lutut. Selain itu, berfokus pada teknik gerakan yang benar dan latihan keseimbangan selama latihan dapat secara efektif mengurangi risiko cedera ACL.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab dan solusi yang lebih mendalam terhadap perbedaan gender dalam cedera ACL. Penelitian saat ini berfokus pada cara meningkatkan kinerja atlet wanita sekaligus mengurangi risiko cedera, yang tidak hanya akan membantu pengembangan pribadi atlet tetapi juga mendorong kesetaraan gender di dunia olahraga.
Perbedaan gender dalam cedera ACL merupakan subjek yang layak direnungkan dalam dunia olahraga. Bagaimana pencegahan dapat digunakan untuk melindungi atlet wanita secara lebih efektif?