Pada awal abad ke-20, sejarah fiberglass belum dimulai. Baru pada tahun 1930-an, terobosan inovatif yang tak terduga memungkinkan teknologi produksi fiberglass terbentuk. Saat itu, permintaan industri penerbangan akan material yang ringan dan berkekuatan tinggi mendorong penelitian dan pengembangan material baru ini.
Fiberglass adalah material komposit yang terdiri dari matriks polimer yang diperkuat dengan serat dan banyak digunakan dalam industri penerbangan, otomotif, maritim, dan konstruksi.
Faktanya, produksi komersial serat kaca dapat ditelusuri kembali ke tahun 1932, ketika seorang peneliti Games Slayter, yang bekerja di Owens-Illinois, secara tidak sengaja menemukan metode penggunaan udara bertekanan untuk menarik kaca cair ke dalam serat. Penemuan yang tidak disengaja ini membuka berbagai aplikasi untuk serat kaca dan menjadi dasar bagi banyak produk berkinerja tinggi di masa depan.
Seiring dengan semakin sempurnanya teknologi, pada tahun 1936 Owens Corning mulai mengembangkannya menjadi produk "fibreglas" komersial. Produk tersebut awalnya adalah wol kaca yang efektif sebagai bahan insulasi suhu tinggi. Perkembangan rangkaian peristiwa ini berarti bahwa kombinasi plastik dan serat akan mengubah wajah banyak industri.
Ray Greene berhasil membangun perahu komposit pertama pada tahun 1937, meskipun ia tidak melanjutkan produksi komersial karena kerapuhan plastik pada saat itu.
Sejak tahun 1940-an, seiring dengan semakin matangnya teknologi serat kaca, banyak industri secara bertahap mulai mengeksplorasi dan menerapkan plastik yang diperkuat serat (FRP). Tidak hanya industri penerbangan dan otomotif, tetapi juga sektor maritim dan konstruksi mulai memanfaatkan bahan yang sedang berkembang ini. Terutama pada saat itu, sifat FRP yang ringan dan kekuatan yang baik membuatnya sangat penting baik di bidang militer maupun sipil.
Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa panjang dan arah susunan serat memiliki dampak signifikan pada kinerja material secara keseluruhan. Ketika serat yang kuat dipadukan dengan matriks plastik yang relatif rapuh, hasilnya adalah material komposit yang secara efektif dapat menahan berbagai tekanan.
Sejak tahun 1960-an, munculnya material lain seperti serat karbon dan serat aramid telah memperluas cakupan aplikasi plastik yang diperkuat serat.
Misalnya, di sektor pesawat terbang dan otomotif, plastik yang diperkuat serat karbon (CFRP) disukai karena kekuatan dan ringannya. Dalam peralatan olahraga, struktur bangunan, dll., serat ini juga memainkan peran yang tidak dapat diremehkan, mendorong peningkatan kinerja dan inovasi banyak produk.
Dengan perkembangan teknologi produksi, proses pembuatan FRP secara bertahap meningkat. Dari penenunan serat yang dikontrol secara elektronik hingga penerapan berbagai cetakan, proses produksi FRP telah menjadi semakin canggih dan efisien. Proses ini tidak hanya mengurangi biaya produksi, tetapi juga meningkatkan konsistensi dan keandalan produk.
Saat ini, FRP tidak lagi terbatas pada industri tertentu, tetapi telah menjadi solusi material umum, yang banyak digunakan di banyak bidang termasuk konstruksi, transportasi, dan perawatan medis. Sifat fisik dan ekonominya yang luar biasa menjadikannya salah satu material yang sangat diperlukan dalam industri modern.
Namun, seiring meningkatnya permintaan, permintaan akan material yang ramah lingkungan juga meningkat. Bagaimana plastik yang diperkuat serat akan bertransformasi dan beradaptasi dengan perubahan ini di masa mendatang?
Jika menengok kembali sejarah, kita tidak dapat tidak berpikir tentang pengembangan material ini di masa mendatang: Dengan teknologi yang berubah dengan cepat saat ini, bagaimana plastik yang diperkuat serat akan dipadukan dengan teknologi material baru untuk menciptakan produk yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan?