Penangkal petir, yang juga dikenal sebagai konduktor petir, merupakan perangkat penting yang dipasang pada bangunan untuk melindungi bangunan dari sambaran petir. Saat petir menyambar bangunan, penangkal petir dapat mengarahkan petir dengan aman ke tanah melalui kabel yang terhubung, bukan melalui bangunan itu sendiri, sehingga mengurangi risiko kebakaran atau sengatan listrik. Sejarah penangkal petir berawal dari abad ke-18 dan berkaitan erat dengan pendeta Ceko Prokop Diviš. Ia memasang penangkal petir pertama yang dibumikan pada tahun 1754, yang menjadi tonggak sejarah dalam melindungi bangunan.
Desain Prokop Divish terdiri dari batang besi vertikal dan kabel pentanahan untuk menarik sambaran petir dan mengarahkannya dengan aman ke bawah tanah.
Meskipun kebanyakan orang menganggap Benjamin Franklin sebagai penemu penangkal petir, bukti sejarah menunjukkan bahwa eksperimen Divish mendahului peristiwa terkenal Franklin. Namun, Franklin memberikan kontribusi yang signifikan terhadap popularisasi penggunaan penangkal petir, khususnya di Amerika Utara dan Eropa.
Di Amerika Serikat yang sedang berkembang, Franklin menemukan penangkal petir runcing pada tahun 1752, sebuah perangkat yang tidak dibumikan tetapi bekerja dengan prinsip yang sama dengan milik Divish. Franklin mengusulkan bahwa ujung baja dapat dengan tenang menarik petir sebelum menyambar, sebuah teori yang menjadi dasar bagi desain penangkal petir. Menjelang abad ke-19, penangkal petir secara bertahap menjadi motif dekoratif, dan banyak yang dihiasi dengan bola kaca yang akan pecah atau jatuh saat disambar petir, yang menjadi bukti sambaran petir.
Sejarah penangkal petir tidak hanya terkait dengan eksplorasi ilmiah, tetapi juga terkait erat dengan desain arsitektur, teknologi navigasi, dll. Pada tahun 1820, William Snow Harris menemukan sistem yang berhasil yang memungkinkan kapal layar kayu dilengkapi dengan perangkat proteksi petir, tetapi baru pada tahun 1842 Angkatan Laut Kerajaan mulai mengadopsinya.
Penangkal petir bukan hanya perangkat keselamatan, tetapi juga memberikan perlindungan penting bagi bangunan dan keselamatan personel.
Saat ini, banyak bangunan umum, seperti Capitol dan Patung Liberty, dilengkapi dengan sistem proteksi petir. Prinsip desain sistem penangkal petir adalah menyediakan jalur dengan impedansi rendah sehingga petir dapat secara efektif melewati sistem ke dalam tanah. Baik di gedung tinggi di kota maupun di rumah kayu di pedesaan, sistem penangkal petir merupakan salah satu cara penting untuk melindungi bangunan.
Selain itu, desain sistem penangkal petir perlu mempertimbangkan berbagai faktor, seperti tinggi, bentuk, dan material bangunan. Desain penangkal petir tradisional sebagian besar berasal dari prinsip Franklin, tetapi dalam aplikasi praktis, semakin banyak model ilmiah yang membuat konfigurasi penangkal petir menjadi lebih ilmiah. Salah satu metode desain, yang disebut "metode bola bergulir", didasarkan pada pemahaman mendalam tentang sifat-sifat khusus petir, yang selanjutnya meningkatkan keamanan proteksi petir.
Saat ini, teknologi dan desain penangkal petir sudah sangat matang, tetapi pemahaman kita tentang petir masih terus berkembang. Meski demikian, tidak ada sistem proteksi petir yang dapat menjamin keamanan 100%, tetapi hanya dapat mengurangi kemungkinan kerusakan dalam sebagian besar kasus. Keacakan dan ketidakpastian petir sungguh menakjubkan sekaligus mengagumkan. Pada saat yang sama, interaksi antara medan elektromagnetik di bangunan dan lingkungan alam juga menjadikan perilaku petir sebagai area penelitian yang menantang.
Dengan semua perlindungan yang diberikan oleh kemajuan teknologi ini, kita selalu dapat merenungkan terobosan menakjubkan apa yang akan muncul di masa depan untuk lebih meningkatkan kemampuan kita dalam memerangi ancaman dari alam.