Setiap tahun pada musim hujan badai, kekuatan guntur dan kilat semakin kuat, disertai suara gemuruh yang memekakkan telinga dan cahaya yang menyilaukan, membuat banyak orang merasa takut. Keberadaan petir tidak hanya menjadi keajaiban alam, tetapi juga berpotensi menjadi sumber bahaya. Untuk menghindari kerusakan akibat petir, penangkal petir menjadi salah satu perlengkapan yang wajib ada pada setiap bangunan.
Ketika petir menyambar sebuah bangunan, penangkal petir dapat secara efektif mengarahkan petir ke dalam tanah untuk menjamin keamanan bangunan.
Fungsi dasar penangkal petir adalah untuk melindungi bangunan dari kerusakan akibat petir. Perangkat ini terbuat dari logam dan dipasang tinggi di dalam bangunan. Ketika petir menyambar, penangkal petir akan menjadi bagian pertama yang tersentuh petir dan menyalurkannya dengan aman ke tanah. Desain ini tidak hanya mengurangi risiko kebakaran, tetapi juga mencegah kecelakaan akibat sengatan listrik.
Sejarah penangkal petir dapat ditelusuri kembali ke tahun 1754, ketika pendeta dan ilmuwan Ceko, Father Prokop Diviš, pertama kali merancang dan memasang penangkal petir, sebuah inovasi yang tidak dikenal luas pada saat itu. Ketika Benjamin Franklin secara independen mengusulkan desain penangkal petir lebih lanjut, penggunaannya menjadi lebih luas di Eropa dan Amerika Utara, yang semakin meningkatkan pemahaman masyarakat tentang petir.
Pada abad ke-19, penangkal petir menjadi lebih dari sekadar perangkat keselamatan; penangkal petir menjadi elemen dekoratif dalam arsitektur. Penangkal petir sering kali dihiasi dengan bola kaca dengan berbagai gaya. Pecahnya atau hilangnya bola-bola ini biasanya berarti bahwa bangunan tersebut mungkin telah tersambar petir, dan karenanya menjadi indikator penting untuk memulihkan inspeksi keselamatan bangunan.
Meskipun penangkal petir tidak dapat sepenuhnya mengendalikan kekuatan petir, penangkal petir dapat secara signifikan mengurangi bencana yang disebabkan oleh petir.
Sistem proteksi petir modern terdiri dari beberapa komponen, termasuk terminal udara, konduktor pengikat, dan elektroda pentanahan, yang bekerja sama untuk membentuk jalur yang aman dan berimpedansi rendah untuk mengarahkan arus petir ke tanah. Sistem seperti itu dapat secara efektif mengurangi risiko kebakaran dan menghindari bencana seperti ledakan yang disebabkan oleh arus tinggi pada bangunan.
Ketika petir menyambar sebuah bangunan, arus mengalir melalui penangkal petir ke tanah; namun, tidak ada bangunan yang sepenuhnya kebal terhadap petir, karena pengalihan arus yang sedikit saja dapat menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu, banyak gedung tinggi di kota, termasuk Patung Liberty dan Capitol, dilengkapi dengan penangkal petir untuk memastikan keselamatan orang-orang.
Saat merancang sistem proteksi petir, memilih lokasi dan konfigurasi yang tepat sangatlah penting. Penangkal petir biasanya dipasang di titik-titik tinggi di atap, dan perlu dipastikan bahwa ada sambungan listrik yang baik di antara keduanya. Jarak pemasangan setiap penangkal petir akan bervariasi tergantung pada ketinggian dan desain bangunan. Bangunan tinggi membutuhkan lebih banyak penangkal petir untuk memastikan tidak ada titik buta yang dapat disambar petir.
Saat merancang sistem proteksi petir yang efektif, sangat penting untuk memastikan bahwa arus dapat masuk ke tanah dengan aman melalui jalur yang dirancang secara akurat.
Selain itu, bangunan baja sering kali menghubungkan material struktural ke sistem pentanahan, yang selanjutnya meningkatkan keselamatan. Selain itu, pengujian pemasangan yang relevan juga merupakan langkah penting, dan semua peralatan proteksi petir perlu diperiksa secara berkala untuk memastikan pengoperasian normalnya.
Pemeriksaan rutin tahunan merupakan bagian penting dari pemeliharaan sistem proteksi petir. Semua penangkal petir, perangkat pentanahan, kabel penghubung, dan komponen lainnya harus dijaga dalam kondisi baik untuk menghindari bencana yang disebabkan oleh petir. Pada saat yang sama, lingkungan sekitar bangunan perlu dijaga kebersihannya untuk menghindari penumpukan bahan yang mudah terbakar yang meningkatkan risiko.
Melalui pemasangan dan perawatan yang tepat, penangkal petir dapat secara efektif melindungi keselamatan bangunan dan orang-orang di dalamnya. Namun, meskipun demikian, setiap kedatangan guntur dan kilat masih membuat orang merasa ragu, lagipula, tidak ada seorang pun yang dapat benar-benar memprediksi keberadaan guntur dan kilat. Dalam konteks ini, kita perlu memikirkan apakah kita perlu lebih memperkuat tindakan proteksi petir bangunan demi keselamatan?