Tangki septik, juga dikenal sebagai sistem pengolahan limbah, terutama digunakan untuk pengolahan awal air limbah rumah tangga, terutama di daerah nonperkotaan. Daerah-daerah ini sering kali tidak memiliki fasilitas yang terhubung ke sistem pembuangan limbah terpusat, sehingga tangki septik menjadi pilihan yang penting. Namun, apakah Anda memahami fungsi spesifik tangki septik dan dampaknya terhadap lingkungan?
Tangki septik adalah ruang bawah tanah, terbuat dari beton, fiberglass, atau plastik, yang dilalui oleh limbah rumah tangga untuk pengolahan limbah dasar. Sedimentasi dan pencernaan anaerobik dari terak dan bahan organik dapat mengurangi padatan dan bahan organik, tetapi efisiensi pengolahannya hanya sedang.
Tangki septik umumnya terdiri dari satu atau lebih tangki pemurnian dengan total kapasitas sekitar 4500 hingga 7500 liter. Salah satu ujungnya biasanya dihubungkan ke pipa saluran masuk air limbah dan ujung lainnya dihubungkan ke area drainase septik. Desain sistem ini biasanya terdiri dari dua bilik, masing-masing bilik memiliki pintu akses dan penutup, dan disediakan bukaan di bagian atas dinding tengah yang memisahkannya, sehingga ketika air limbah memasuki area pertama, bahan padat dapat mengendap dan membentuk lapisan buih.
Air limbah di tangki septik akan mengalami serangkaian pengolahan biologis untuk memecah padatan tersebut melalui aktivitas bakteri anaerob. Meskipun demikian, efisiensi pengolahan tangki septik masih sedang, yang memerlukan desain sistem pengolahan tambahan lainnya, seperti lahan basah buatan, untuk pengolahan yang lebih menyeluruh.
Air limbah yang diolah oleh tangki septik sering dibuang ke area drainase septik, sehingga limbah akhir yang dibuang dapat disaring dan dimurnikan lebih lanjut, dan akhirnya masuk ke lapisan air tanah.
Untuk memastikan tangki septik beroperasi secara normal, pemeriksaan dan pembersihan secara teratur sangatlah penting. Karena beberapa zat padat tidak dapat terurai sepenuhnya selama proses pencernaan anaerobik, lumpur yang terkumpul harus dibersihkan secara teratur. Biasanya, hal ini dilakukan melalui truk vakum, yang menghindari luapan lumpur yang dapat menyumbat sistem drainase.
Namun, frekuensi pembersihan akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jumlah anggota keluarga, seberapa cepat lumpur terkumpul, dan frekuensi penggunaan. Dalam kebanyakan kasus, frekuensi pembersihan akan sangat bervariasi tergantung pada gaya hidup Anda.
Tangki septik yang berfungsi dengan baik cenderung tidak menimbulkan masalah lingkungan yang lebih besar daripada sistem pengolahan limbah terpusat, tetapi penggunaan atau pengaturan yang tidak tepat dapat menimbulkan risiko kontaminasi.
Tangki septik di lokasi mana pun, jika tidak dirawat dengan baik, dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan sekitar, termasuk pencemaran air dan degradasi tanah.
Seiring dengan proses urbanisasi, banyak tempat juga mulai mengeksplorasi teknologi pengolahan limbah baru, seperti menggunakan metode ilmiah untuk meningkatkan kapasitas pengolahan tangki septik, daripada mengandalkan sepenuhnya pada metode tradisional.
Bagi masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan atau terpencil, dapatkah memperkenalkan tindakan sanitasi yang lebih maju meningkatkan sistem drainase saat ini?