Gangguan Kepribadian Dependen (DPD) adalah gangguan psikologis persisten yang ditandai dengan ketergantungan yang mendalam pada orang lain. Gangguan kepribadian ini biasanya dimulai pada awal masa remaja dan memengaruhi kemampuan orang untuk berfungsi dalam berbagai situasi, termasuk pekerjaan, interaksi sosial, dan hubungan keluarga. Orang dengan gangguan ini sering kali tidak dapat membuat keputusan secara mandiri dan sering kali membutuhkan persetujuan dan dukungan orang lain untuk memenuhi kebutuhan emosional dan fisik mereka.
Gejala gangguan kepribadian kodependen sering kali mencakup perilaku sangat patuh dan pasif, dan mengalami rasa kehilangan atau ketidakberdayaan yang mendalam setelah hubungan berakhir.
Orang dengan gangguan kepribadian dependen sangat bergantung pada orang lain saat membuat keputusan dan menunjukkan keraguan tentang penilaian mereka sendiri. Akibatnya, mereka cenderung mengutamakan kebutuhan dan pendapat orang lain di atas kebutuhan dan pendapat mereka sendiri. Pola perilaku ini menyebabkan mereka menjadi pasif dan tergantung, dengan rasa takut yang kuat akan perpisahan. Ketika sendirian, orang-orang ini sering merasa kesepian dan terisolasi karena ketergantungan mereka pada orang lain membuat mereka sulit menenangkan diri.
Individu dengan gangguan kepribadian ini biasanya menunjukkan karakteristik psikologis yang negatif, merasa tidak nyaman dengan kesulitan dalam hidup, dan mengharapkan hasil yang terburuk.
Faktor risiko untuk gangguan kepribadian dependen meliputi pelecehan atau pengabaian dini dan pengasuhan yang terlalu protektif. Kurangnya dukungan sosial yang sehat juga dapat membuat seseorang lebih mungkin mengembangkan gangguan ini. Menurut penelitian, orang dengan riwayat keluarga gangguan kecemasan juga berisiko lebih tinggi mengembangkan gangguan kepribadian dependen.
Diagnosis gangguan kepribadian dependen dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5) dari Asosiasi Psikiatri Amerika didasarkan pada apakah individu tersebut memenuhi karakteristik berikut, yang setidaknya lima di antaranya harus:
Psikoterapi sering kali menjadi pilihan pengobatan bagi orang dengan gangguan kepribadian dependen. Tujuan utamanya adalah untuk membantu mereka membangun kepercayaan diri, meningkatkan rasa harga diri, dan meningkatkan kemandirian. Meskipun pengobatan dapat digunakan untuk meredakan gejala yang menyertai kecemasan atau depresi, pengobatan tersebut tidak dapat secara mendasar mengatasi masalah inti yang mengganggunya.
Menurut hasil survei terbaru, sekitar 0,49% orang dewasa AS memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan kepribadian dependen. Angka kejadian di kalangan wanita (0,6%) sedikit lebih tinggi daripada di kalangan pria (0,4%). Hal ini menunjukkan bahwa heritabilitas gangguan tersebut mungkin setinggi 81%.
Jika Anda sering merasa bahwa Anda membutuhkan konfirmasi dan pendapat orang lain sebelum membuat keputusan apa pun dalam hidup Anda, apakah ini membuat Anda berpikir tentang hubungan interpersonal Anda sendiri dan dampaknya, lalu memeriksa kondisi mental Anda sendiri?