Gangguan Kepribadian Dependen (DPD) adalah kondisi psikologis persisten yang ditandai dengan ketergantungan berlebihan pada orang lain dan ketidakmampuan untuk memenuhi emosi dan kebutuhan sendiri secara mandiri. Dimulai sejak masa kanak-kanak, sifat ini dapat menyebabkan kepasifan, ketidakberdayaan, dan ketergantungan yang ekstrem dalam interaksi orang dewasa, terutama saat hubungan berakhir, saat perasaan sakit dan kehilangan menjadi lebih terasa.
Orang dengan gangguan kepribadian dependen sering kali tidak dapat membuat keputusan independen dalam hubungan. Mereka membutuhkan penegasan terus-menerus dari orang lain, yang membuat mereka sulit mengembangkan kesadaran diri dan kepercayaan diri. Dalam kasus ini, mengakhiri hubungan sama sulitnya dengan kehilangan sistem pendukung, yang sering kali disertai dengan:
"Ketergantungan mereka pada orang lain membuat mereka panik ketika mereka kekurangan dukungan, seolah-olah seluruh hidup mereka telah kehilangan maknanya."
Ketika suatu hubungan berakhir, banyak hal bisa menjadi sangat sulit bagi seseorang dengan gangguan kepribadian dependen. Mereka mungkin merenungkan hubungan yang hilang dan merasakan perasaan kesepian dan ketidakberdayaan yang intens. Ketergantungan ini tidak terbatas pada emosi, tetapi juga mencakup dukungan untuk kehidupan sehari-hari. Banyak pasien DPD merasa sangat tidak nyaman ketika mereka kesepian, dan bahkan mencoba mencari hubungan lain untuk mengisi kekosongan tersebut karena mereka takut sendirian.
Kebingungan dan keputusasaan emosionalKetika dihadapkan dengan berakhirnya suatu hubungan, individu-individu ini mungkin mengalami berbagai emosi yang intens, termasuk kesedihan, depresi, dan kecemasan. Rasa harga diri mereka sering kali dikaitkan dengan pendapat orang lain, jadi ketika hubungan hilang, mereka mungkin juga mengalami keruntuhan emosional. Berikut beberapa reaksi umum:
“Mereka mungkin merasa sangat tidak berharga dan bahkan ragu apakah mereka dapat bertahan hidup sendiri.”
Dalam menghadapi tantangan seperti ini, sangat penting untuk mencari perawatan psikologis profesional. Tujuan perawatan biasanya adalah untuk meningkatkan kesadaran diri orang dengan gangguan kepribadian dependen, membantu mereka membentuk hubungan yang sehat, dan belajar untuk hidup mandiri. Melalui psikoterapi, mereka dapat belajar cara menghadapi kesepian secara efektif dan mengembangkan rasa percaya diri dan harga diri sehingga mereka dapat mengatasi tantangan di masa depan dengan lebih baik.
Selain psikoterapi, dukungan sosial juga berperan penting dalam pemulihan orang dengan gangguan kepribadian dependen. Pemahaman, dukungan, dan kesabaran dari teman dan keluarga dapat membantu orang-orang ini melewati masa-masa sulit ini. Membangun jaringan dukungan sosial yang solid dapat memberi mereka dukungan emosional dan mengurangi terjadinya ketergantungan lagi.
KesimpulanPerjalanan emosional yang dihadapi seseorang dengan gangguan kepribadian dependen setelah hubungan berakhir tidak diragukan lagi menantang. Mereka harus menemukan jalan keluar dari ketidakberdayaan dan ketakutan mereka, dan ini membutuhkan waktu dan usaha. Dukungan, pengertian, dan bantuan profesional sangat penting dalam proses penyembuhan pribadi. Ketika menghadapi diri mereka di masa depan dan hubungan interpersonal, mereka akan bertanya pada diri sendiri: Bagaimana mereka dapat benar-benar belajar untuk mandiri dan menjaga kedamaian batin?