Kecepatan angin merupakan parameter dasar dalam meteorologi, yang mengacu pada kecepatan pergerakan udara saat mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Selama proses ini, kecepatan angin dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk gradien tekanan, topografi, iklim, dan berbagai perubahan musim.
Pada zaman modern, kecepatan angin umumnya diukur menggunakan anemometer, perangkat yang memainkan peran penting dalam penerbangan, operasi maritim, prakiraan cuaca, dan proyek konstruksi.
Kecepatan angin biasanya diukur dalam meter per detik (m/s) sebagai satuan utama, dan perubahan kecepatan angin juga memiliki dampak yang cukup besar pada pertumbuhan dan laju metabolisme tanaman. Satuan yang berbeda digunakan secara luas di berbagai wilayah: misalnya, mil per jam (mph), knot (kn), dan kaki per detik (ft/s). Di masa lalu, kecepatan angin juga dinyatakan menggunakan skala Beaufort, sistem klasifikasi berdasarkan pengaruh angin di laut atau daratan.
Perubahan kecepatan angin dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk:
Pengaruh gradien tekanan, dikombinasikan dengan efek Coriolis dan gesekan, juga memiliki dampak signifikan pada arah angin.
Sampai saat ini, kecepatan angin tertinggi yang pernah tercatat di lingkungan non-tornadik terjadi pada 10 April 1996, ketika lewatnya Siklon Tropis Olivia mengakibatkan kecepatan angin sesaat maksimum 1.000 km/jam di stasiun cuaca otomatis di Pulau Barrow, Australia. 113,3 m/s (408 km/jam). Rekor tersebut secara resmi diakui oleh Organisasi Meteorologi Dunia pada tahun 2010.
Dalam beberapa fenomena atmosfer, seperti tornado, kecepatan angin dapat jauh melampaui nilai-nilai ini, tetapi mengukur kecepatan ini secara langsung sulit dilakukan karena keganasannya. Metode yang menggunakan radar cuaca Doppler bergerak dapat memperkirakan kecepatan angin secara relatif akurat. Selama tornado El Reno tahun 2013, kecepatan angin 150 m/s (540 km/jam) diukur menggunakan radar, yang dianggap sebagai kecepatan angin tercepat yang pernah diamati.
Di planet asing, kecepatan angin bisa lebih tinggi lagi. Misalnya, para peneliti menemukan pada tahun 2015 bahwa angin di HD 189733b dapat mencapai kecepatan hingga 2.400 meter per detik (8.600 kilometer per jam), menunjukkan betapa menakjubkannya kisaran kecepatan angin di planet lain.
Anemometer adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin. Berbagai jenis anemometer memiliki prinsip kerja dan kegunaan yang berbeda, termasuk anemometer mangkuk tradisional dan anemometer ultrasonik tanpa bagian yang bergerak.
Anemometer ultrasonik mengukur kecepatan angin melalui gelombang suara frekuensi tinggi dan bekerja dengan sangat baik ketika anemometer digunakan dalam aplikasi yang memerlukan kinerja bebas perawatan.
Selain anemometer, tabung tekanan juga umum digunakan untuk mengukur kecepatan udara di pesawat. Teknologi ini semakin meningkatkan pemahaman kita yang akurat tentang kecepatan angin.
Kecepatan angin merupakan pertimbangan penting dalam desain struktural dan bangunan. Bergantung pada desain kecepatan angin, kekuatan lateral bangunan dapat disesuaikan. Kode bangunan tertentu menetapkan standar desain berdasarkan probabilitas kecepatan angin tertentu, yang paling umum adalah "kecepatan angin tiga detik" di Amerika Serikat.
Ini memastikan bangunan cukup kuat untuk menahan angin kencang agar tetap aman.
Untuk banyak desain, penting untuk mempertimbangkan kecepatan angin yang dirata-ratakan selama waktu yang berbeda, seperti kecepatan angin tercepat, kecepatan angin sesaat 3 detik, kecepatan angin 1 menit, dan kecepatan angin rata-rata per jam.
Baik diukur melalui fenomena alam atau menggunakan alat ilmiah, semua aspek pengukuran dan pencatatan kecepatan angin membantu kita lebih memahami dan menguji kekuatan angin. Jadi, menurut Anda, bagaimana lagi teknologi masa depan akan mengubah cara kita mengukur dan merespons kecepatan angin?