Dalam meteorologi, kecepatan angin adalah kuantitas atmosfer fundamental yang mencerminkan pergerakan udara dari area bertekanan tinggi ke area bertekanan rendah. Pergerakan ini biasanya disebabkan oleh perubahan suhu. Kecepatan angin biasanya diukur menggunakan anemometer. Perubahan kecepatan angin tidak hanya memengaruhi prakiraan cuaca, tetapi juga terkait erat dengan penerbangan, operasi maritim, proyek konstruksi, dan bahkan pertumbuhan tanaman serta laju metabolisme.
Kecepatan angin lebih dari sekadar angka; ilmu pengetahuan dan sejarah di baliknya membentuk cara kita memahami dan menanggapi fenomena alam.
Saat ini, meter per detik (m/s) adalah satuan SI untuk kecepatan dan merupakan satuan yang direkomendasikan oleh Organisasi Meteorologi Dunia untuk pelaporan kecepatan angin. Meter per detik banyak digunakan dalam prakiraan cuaca di banyak negara, terutama di negara-negara Nordik. Sejak 2010, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) telah merekomendasikan pelaporan kecepatan angin dalam meter per detik saat mendekati landasan pacu, menggantikan standar sebelumnya kilometer per jam (km/jam).
Meskipun meter per detik sekarang diterima secara luas, satuan kecepatan angin lainnya telah digunakan sepanjang sejarah, seperti mil per jam (mph), knot (kn), dan kaki per detik (ft/s).
Di antara semuanya, skala Beaufort adalah metode klasifikasi kecepatan angin tradisional yang mengevaluasi efek angin berdasarkan pengamatan visual di lingkungan tertentu. Metode ini berlaku baik di darat maupun di laut.
Kecepatan angin dipengaruhi oleh banyak faktor yang beroperasi pada skala yang berbeda, yang memberikan gaya yang berbeda dari mikro hingga makro. Faktor-faktor yang memengaruhi utamanya meliputi gradien tekanan, gelombang Rossby, aliran jet, dan kondisi iklim setempat. Faktor-faktor ini saling terkait erat.
Gradien tekanan menggambarkan perbedaan tekanan udara antara dua titik di atmosfer atau di permukaan bumi. Semakin besar perbedaan ini, semakin cepat aliran angin.
Selain itu, kondisi cuaca lokal seperti badai, musim hujan, dan siklon juga berdampak langsung pada kecepatan angin.
Sejauh ini, kecepatan angin non-tornado tercepat yang pernah tercatat adalah pada Siklon Tropis Olivia pada tahun 1996, ketika stasiun cuaca otomatis di Pulau Barrow, Australia, mencatat kecepatan angin sebesar 113,3 m/s. Data ini dipecahkan pada tahun 2010. Dikonfirmasi oleh Organisasi Meteorologi Dunia. Di sisi lain, pengukuran terkait tornado menantang karena kecepatan angin yang kuat dapat merusak peralatan pengukuran.
Data ini tidak hanya menunjukkan dahsyatnya kekuatan alam, tetapi juga mencerminkan bahwa metode pengukuran kecepatan angin telah berkembang seiring dengan peningkatan teknologi.
Anemometer merupakan salah satu alat yang umum digunakan untuk mengukur kecepatan angin. Di pasaran, terdapat anemometer mangkuk tradisional dan anemometer ultrasonik tanpa komponen bergerak. Alat ini dapat beroperasi secara stabil di lingkungan yang tidak memerlukan perawatan harian dan memberikan hasil pengukuran yang akurat. Namun, apa pun jenis alat ukur yang digunakan, diperlukan desain dan kalibrasi khusus untuk memastikan data yang diukur dapat diandalkan.
Kecepatan angin merupakan pertimbangan umum dalam desain struktur, terutama dalam kode bangunan Amerika Serikat, di mana kecepatan angin desain sering didefinisikan sebagai kecepatan angin sesaat setiap 3 detik, yang merupakan hembusan angin maksimum yang berkelanjutan dengan probabilitas 1/50 kali lebih besar setiap tahun. Definisi kecepatan angin ini memengaruhi desain lateral bangunan.
Pemahaman dan penerapan kecepatan angin dalam desain struktur secara langsung memengaruhi keselamatan jiwa manusia dan perlindungan properti.
Di Kanada, desain biasanya didasarkan pada tekanan angin referensi, yang didasarkan pada kecepatan angin rata-rata yang memiliki probabilitas 1 banding 50 kali lebih besar setiap tahun.
KesimpulanSingkatnya, pemilihan dan pengukuran satuan kecepatan angin bukan hanya masalah ilmiah, tetapi juga mengandung pertimbangan historis yang kaya. Seiring kemajuan teknologi, alat dan metode pengukuran kita juga semakin baik, sehingga kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang meteorologi. Namun, menurut Anda, bagaimana teknologi masa depan akan mengubah pemahaman dan penerapan kecepatan angin?