Glioblastoma, yang sebelumnya dikenal sebagai glioblastoma multiforme, telah dikenal sebagai salah satu jenis kanker paling agresif dan umum yang berasal dari otak. Prognosis untuk kanker ini umumnya sangat buruk, dengan pasien yang bertahan hidup relatif singkat, rata-rata hanya 10 hingga 13 bulan. Karena gejala awal cukup tidak spesifik, glioblastoma sering kali berkembang tanpa disadari sebelum pasien menyadari kondisinya memburuk.
Tanda-tanda awal glioblastoma sebagian besar tidak spesifik. Gejala umum meliputi:
Sakit kepala, perubahan kepribadian, mual, kejang, dan gejala seperti stroke.
Sifat gejala awal ini dapat membuatnya mudah tertukar dengan masalah kesehatan lain yang lebih umum. Seiring perkembangan penyakit, gejala akan memburuk dan bahkan dapat menyebabkan hilangnya kesadaran. Menurut para ahli medis, tumor di otak terkadang tumbuh hingga ukuran yang sangat besar sebelum menimbulkan gejala yang nyata.
Diagnosis glioblastoma biasanya memerlukan penilaian yang komprehensif melalui pemindaian CT, MRI, dan biopsi jaringan. Pada pemindaian MRI, tumor ini sering kali menunjukkan area peningkatan berbentuk cincin, yang tidak spesifik karena banyak lesi lain, seperti abses atau tumor metastasis, mungkin menunjukkan ciri-ciri serupa.
Penyebab glioblastoma tidak diketahui, tetapi penelitian menunjukkan beberapa faktor risiko potensial, termasuk:
Penyakit keturunan (seperti neurofibromatosis, sindrom Li–Fraumeni), terapi radiasi sebelumnya, dan paparan faktor lingkungan tertentu (seperti merokok, pestisida, dll.).
Untuk sebagian besar kasus, penyebab pastinya masih sulit dipahami. Meskipun mutasi genetik tertentu telah diusulkan untuk dikaitkan dengan jenis kanker ini, belum ada strategi pencegahan definitif yang telah diidentifikasi hingga saat ini.
Perawatan glioblastoma biasanya bergantung pada pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi. Setelah pembedahan, dokter biasanya akan memilih obat kemoterapi, seperti:
Temozolomide adalah obat kemoterapi yang umum digunakan.
Steroid dosis tinggi juga dapat digunakan untuk mengurangi kompresi tumor dan mengendalikan gejala. Meskipun pengobatan maksimal, tingkat kekambuhan kanker cukup tinggi, dan banyak pasien menghadapi kekambuhan tumor bahkan setelah pembedahan.
Menurut survei yang relevan, waktu bertahan hidup rata-rata pasien glioblastoma yang menerima perawatan standar adalah sekitar 14 bulan, sementara pasien yang tidak menerima perawatan dapat berharap untuk bertahan hidup paling lama hanya tiga bulan. Studi tentang kelangsungan hidup telah menemukan bahwa kurang dari 5-10% pasien diharapkan untuk bertahan hidup dalam waktu lima tahun.
Sebagai kanker yang sangat agresif, tanda-tanda awal glioblastoma tidak jelas dan sulit dideteksi. Selain pemeriksaan kesehatan rutin dan perhatian medis segera ketika gejala yang tidak biasa terlihat, metode efektif apa lagi yang dapat membantu mendeteksi glioblastoma pada tahap awal?