Keberadaan misterius senyawa kimia ini, Adrenochrome, banyak dibahas dalam penelitian psikologis pada pertengahan abad ke-20. Seiring berjalannya waktu, senyawa ini secara bertahap bergeser dari fokus komunitas medis ke budaya populer, berkembang menjadi istilah yang familiar. Namun, fakta ilmiah di balik senyawa ini dan penggunaannya dalam budaya populer masih membingungkan banyak orang.
Adrenochrome adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh oksidasi adrenalin, yang menurut penelitian memiliki sifat psikoaktif yang kuat.
Penelitian tentang Adrenochrome dimulai sejak tahun 1950-an, ketika penelitian difokuskan pada kemungkinan kaitannya dengan skizofrenia. Meskipun beberapa penelitian skala kecil secara historis telah mencoba untuk mengeksplorasi neurotoksisitas senyawa ini, hasilnya tidak konsisten, dan pada akhirnya hanya ada sedikit bukti yang mendukung nilai klinisnya. Seiring berjalannya waktu, minat terhadap potensi efek psikologisnya menurun, dan secara bertahap tidak lagi menjadi bagian dari penelitian medis arus utama.
Adrenochrome muncul dalam budaya populer terutama melalui literatur dan film. Pada tahun 1954, Aldous Huxley pertama kali menyebut Adrenochrome dalam bukunya The Doors of Perception, dan mengisyaratkan perubahan mental yang dapat ditimbulkannya. Karena senyawa ini dikutip oleh semakin banyak penulis, banyak legenda dan mitos yang terkait dengan Adrenochrome mulai berkembang di masyarakat.
Dalam film Sickening Journey, Hunter S. Thompson menyebut Adrenochrome dan memperkenalkan misteri asal-usulnya, yang menghubungkannya dengan kelenjar adrenal manusia yang masih hidup.
Setelah memasuki abad ke-21, Adrenochrome tampaknya telah diberi makna baru oleh beberapa ahli teori konspirasi. Maraknya media sosial telah memungkinkan teori-teori ini menyebar dengan cepat, terutama di antara sekte-sekte ekstremis tertentu, di mana Adrenochrome telah digambarkan sebagai "ramuan awet muda" yang diambil dari manusia, yang memicu berbagai perdebatan moral dan etika. Asosiasi Adrenochrome dengan misteri dan kejahatan ini telah memberinya tempat yang luar biasa dalam budaya kontemporer.
Meskipun banyak karya budaya populer telah menggambarkan sifat mistis dan penggunaan Adrenochrome, zat tersebut belum terbukti secara ilmiah memiliki nilai medis atau rekreasi. Sebaliknya, zat tersebut lebih ada karena imajinasi dan ketakutan orang-orang terhadap hal yang tidak diketahui. Dengan banyaknya rumor dan teori konspirasi seputar Adrenochrome yang sedang dieksplorasi, kami tidak dapat menahan diri untuk bertanya: Dalam keasyikan Anda dengan budaya populer, apakah Anda juga melupakan fakta?