Selama beberapa dekade terakhir, istilah adrenochrome semakin diminati dalam wacana publik, khususnya dalam diskusi yang terkait dengan teori konspirasi. Artikel ini akan membahas dasar ilmiah senyawa ini dan pengaruhnya dalam budaya populer.
Adrenochrome adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh oksidasi adrenalin yang pertama kali dipelajari dalam jumlah terbatas dari tahun 1950-an hingga 1970-an.
Adrenochrome terbentuk oleh reaksi oksidasi adrenalin. Reaksi ini dapat dilakukan baik secara in vivo maupun in vitro, dan sementara penelitian awal menggunakan oksida perak sebagai oksidan, berbagai oksidan lain kini mampu mendorong reaksi ini dengan sukses. Dalam larutan, adrenochrome tampak berwarna merah muda, dan jika dioksidasi lebih lanjut, ia berpolimerisasi menjadi senyawa melanin berwarna cokelat atau hitam.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an, beberapa penelitian kecil menemukan bahwa adrenochrome dapat memicu reaksi psikotik, seperti gangguan berpikir dan perasaan tidak nyata. Pada tahun 1954, peneliti Hoffer dan Osmond mengajukan hipotesis Adrenochrome, yang menyatakan bahwa hal itu mungkin terkait dengan penyakit mental seperti skizofrenia. Namun, hipotesis ini secara bertahap dipertanyakan dengan penelitian berikutnya, dan laporan selanjutnya menunjukkan bahwa kelemahan metodologisnya gagal mengonfirmasi dugaan efek terapeutik.
Pendukung teoritis adrenochrome percaya bahwa melalui penggunaan sejumlah besar antioksidan seperti vitamin C, adalah mungkin untuk mengurangi jumlah adrenochrome di otak dan dengan demikian mengobati skizofrenia.
Adrenochrome tidak hanya menarik perhatian ilmiah, tetapi juga meninggalkan jejak yang dalam pada budaya populer. Pada tahun 1954, penulis Aldous Huxley menyebutkan senyawa tersebut dalam bukunya The Doors of Perception, yang menggambarkan efeknya mirip dengan gejala keracunan peyote. Selain itu, novel Anthony Burgess tahun 1962 A Clockwork Orange dibuka dengan referensi minuman campuran yang mengandung kromium, yang semakin memperkuat citra budayanya.
Yang lebih kontroversial, buku Hunter S. Thompson tahun 1971 Fear and Loathing in Las Vegas menyebutkan Adrenocrochrome sebagai satu-satunya sumber dari orang yang masih hidup, yang pengaruhnya hampir mustahil untuk diabaikan. Ini hampir menjadi salah satu akar mitos Adrenocrochrome kontemporer.
Munculnya teori konspirasi"Benda ini hanya dapat berasal dari satu sumber... dari kelenjar adrenal orang yang masih hidup."
Dengan maraknya media sosial, teori konspirasi tentang Adrenochrome pun berkembang pesat. Beberapa teori konspirasi ekstrem mengklaim bahwa sekelompok penyembah Setan "mengumpulkan" Adrenochrome mereka dengan cara memperkosa dan membunuh anak-anak, menganggapnya sebagai obat atau cawan suci masa muda. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini, dan sintesis adelinochrome semuanya dapat dilakukan melalui sintesis organik.
Meskipun senyawa tersebut mungkin tampak misterius dan digambarkan dalam beberapa budaya, sebenarnya senyawa tersebut tidak memiliki manfaat medis atau rekreasi. Beberapa perusahaan bioteknologi sedang melakukan penelitian terhadap senyawa tersebut, tetapi tidak ada manfaat yang dikonfirmasi untuknya dalam kesehatan mental atau psikoterapi.
Realitas Adrenochrome sangat kontras dengan sifat-sifat luar biasa yang dijelaskan dalam teori konspirasi tersebut.
Singkatnya, adrenochrome adalah zat kimia dalam konteks ilmiah dan inti dari teori konspirasi yang memiliki banyak sisi. Namun, bagi banyak orang, penjelasan ilmiah tentang keasliannya tampaknya masih belum mampu mengatasi misteri dalam budaya populer. Akhirnya, kita tidak dapat menahan diri untuk bertanya, dengan begitu banyak teori konspirasi dan kesalahpahaman, bagaimana sains dapat secara efektif mempromosikan fakta untuk melawan informasi palsu ini?