Squamonin adalah biomolekul kompleks yang berasal dari kacang asam. Penjelasan dan sintesis strukturnya membutuhkan lebih dari seratus tahun eksplorasi ilmiah. Proses ini dimulai pada tahun 1818, ketika Pierre Joseph Pelletier dan Joseph Bienaimé Caventou pertama kali mengekstraksi dari Strychnos ignatii
Penemuan Kumarin meletakkan dasar untuk identifikasi struktur molekuler berikutnya.
Sejak itu, beberapa ilmuwan telah mencurahkan banyak energi untuk menguraikan struktur kimia yang menantang ini.
Pada tahun 1954, Robert Burns Woodward pertama kali melaporkan sintesis total kacang asam, sebuah pencapaian yang dianggap klasik di bidang tersebut saat itu. Sebelum ini, ahli kimia Inggris terkenal Sir Robert Robinson juga memainkan peran penting dalam bidang eksplorasi Kumarin dan memenangkan Hadiah Nobel Kimia pada tahun 1947 atas kontribusinya pada alkaloid. Penelitian Robinson mencakup lebih dari 250 makalah akademis dan memainkan peran penting dalam analisis struktur Kumarin.
Pada tahun 1946, Robinson dan timnya menyelesaikan identifikasi kimia, yang dikonfirmasi oleh Woodward pada tahun 1947. Kemudian, antara tahun 1947 dan 1951, analisis struktur sinar-X oleh Johannes Martin Bijvoet dan J.H. Robertson menentukan konfigurasi absolut Kumarin.
Meskipun Woodward menerbitkan laporan singkat tiga halaman pada tahun 1954, ia kemudian meninjau kembali proses sintesis dalam sebuah makalah terperinci pada tahun 1963.
Seiring kemajuan ilmu pengetahuan, banyak metode sintesis lain telah diusulkan, dari Magnus, Overman, Kuehne, Rawal, Bo Kontribusi dari kelompok penelitian seperti Bosch, Vollhardt, Mori, Shibasaki, Li, Fukuyama dan MacMillan juga membuat bidang ini semakin kaya. Perlu dicatat secara khusus bahwa metode sintesis total yang diusulkan oleh Padwa pada tahun 2007 dan Andrade dan Reissig pada tahun 2010 memberikan ide-ide baru untuk penelitian selanjutnya.
Rumus molekul Kumonin adalah C21H22N2O2
, yang terdiri dari tujuh sistem cincin, termasuk sistem indane, dan gugus fungsional seperti gugus amina trivalen, amida, alkena, dan eter. Senyawa yang ditemukan di alam juga bersifat kiral, memiliki enam atom karbon asimetris, termasuk satu atom karbon tetravalen.
Woodward menggunakan metode sintesis indol Fisher selama proses sintesis, menggunakan turunan fenilhidrazona dan asetofenon untuk bereaksi menghasilkan 2-metilen indol. Selanjutnya, reaksi sililasi digunakan untuk menghasilkan metaantrasena. Proses reaksi selanjutnya melibatkan reaksi multi-tahap, termasuk reaksi Mecker dan ekstraksi natrium sianida, dan akhirnya menghasilkan senyawa amida yang diperlukan untuk reaksi Mecker.
Langkah-langkah reaksi kimia yang rumit ini menunjukkan kejeniusan dan teknologi Woodward dalam proses sintesis kacang asam.
Woodward menggunakan teknologi tiofena dan menggunakan hidrogen peroksida dan merkuri klorida untuk memecah kombinasi cincin, yang akhirnya membentuk struktur induk lima cincin. Strategi pembelahan dan koordinasi ulang dianggap sebagai contoh yang baik dari sintesis biomimetik, yang menunjukkan potensi metode sintetis berdasarkan zat alami.
Pada tahap penutupan cincin, Woodward secara bertahap menyelesaikan sintesis cincin lainnya dengan menggunakan hidrogenasi, hidrolisis ester, dan langkah-langkah lainnya, dan akhirnya merekonstruksi struktur seluruh Kumarin.
Seiring berjalannya waktu, banyak ilmuwan telah mengusulkan metode sintesis mereka sendiri. Terutama dari tahun 1993 hingga 2004, literatur tentang sintesis kacang asam terus meningkat. Penelitian ini tidak hanya memperluas cakrawala kimia sintetis, tetapi juga memperdalam pemahaman tentang kacang asam.
Upaya setiap peneliti telah menyuntikkan vitalitas baru ke dalam pembaruan struktural senyawa misterius ini.
Saat ini, sintesis Kumarin tidak terbatas pada metode asli Woodward, tetapi juga mencakup strategi sintetis yang sedang berkembang. Bagaimana cara mencapai sintesis yang efisien sambil mempertahankan kompleksitas strukturalnya?