Sejak 1983, IPv4 (Internet Protocol versi 4), sebagai protokol transmisi pertama Internet, telah melalui proses selama puluhan tahun, dan bahkan di era digital saat ini, IPv4 masih mendominasi lalu lintas jaringan global. Banyak pakar dan orang dalam industri percaya bahwa keberhasilan IPv4 tidak hanya karena karakteristik teknisnya, tetapi juga terkait erat dengan fleksibilitas desain dan penerapannya yang luas.
IPv4 menggunakan ruang alamat 32-bit, yang menyediakan 4.294.967.296 alamat unik, meskipun banyak alamat yang dicadangkan untuk penggunaan tertentu.
IPv4 pertama kali diproduksi pada SATNET pada tahun 1982, dan kemudian pada ARPANET pada tahun 1983. IPv4 dirancang untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh versi TCP/IP sebelumnya. Sebagai protokol independen, IPv4 telah mendorong perkembangan Internet ke tingkat yang baru. Departemen Pertahanan AS memilih TCP/IP sebagai standar untuk semua jaringan komputer militer, yang mempercepat adopsi globalnya.
IPv4 dapat secara efektif merutekan paket data di Internet. Ia menerapkan fungsi perutean melalui sistem alamat logis, meneruskan paket data dari host sumber ke router berikutnya yang lebih dekat ke tujuan. Karena karakteristiknya, IPv4 didefinisikan sebagai protokol tanpa koneksi dan didasarkan pada model pengiriman "upaya terbaik".
Ini berarti bahwa IPv4 tidak menjamin pengiriman paket, juga tidak menjamin urutan atau menghindari pengiriman duplikat. Masalah-masalah ini biasanya diselesaikan oleh protokol transportasi lapisan atas (seperti TCP).
Ada beberapa alamat penggunaan khusus dalam alokasi alamat IPv4. Sekitar 180.000 alamat dicadangkan untuk penggunaan jaringan pribadi, dan sekitar 268 juta alamat digunakan sebagai alamat multicast. Area alamat khusus ini memastikan pengoperasian Internet yang efisien dan mengatasi masalah keamanan dan privasi dalam jaringan publik.
Dengan lonjakan jumlah pengguna jaringan, ruang alamat IPv4 secara bertahap mendekati habis. Pada pertengahan 1990-an, IPv4 berhasil memperkenalkan teknologi seperti Class-Independent Inter-Domain Routing (CIDR) dan Network Address Translation (NAT) untuk mengatasi masalah ini. Namun, peluncuran IPv6 bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang lebih besar guna mengatasi kelemahan mendasar IPv4 dan meningkatkan skalabilitas Internet.
Namun, IPv4 masih belum sepenuhnya dihapuskan dan telah menjadi dasar bagi banyak sistem yang ada dan beroperasi bersama dengan IPv6, sehingga membuat proses transformasi menjadi menantang.
Meskipun teknologi terus maju dan IPv6 secara bertahap menjadi lebih populer, IPv4 masih menempati posisi yang sangat penting di Internet global, dan ini mungkin akan terus berlanjut selama bertahun-tahun. Untuk memahami fenomena ini, kita perlu berpikir: Di dunia digital yang terus berkembang, akankah IPv4 menemukan tempat baru untuk hidup, atau apakah pada akhirnya akan digantikan oleh teknologi baru?