Dalam perkembangan Internet, IPv4, sebagai versi protokol jaringan independen pertama, pertama kali digunakan pada SATNET pada tahun 1982 dan mulai digunakan pada ARPANET pada tahun 1983. Meskipun penggunaan IPv4 secara bertahap menurun dengan diperkenalkannya IPv6, IPv4 masih merupakan salah satu protokol terpenting di Internet karena ruang alamat 32-bitnya cukup untuk menyediakan lebih dari 4,2 miliar alamat IP unik. Hal ini membuat IPv4 memainkan peran yang sangat penting dalam jaringan.
Sejarah IPv4 dapat ditelusuri kembali ke publikasi RFC 791 pada tahun 1981. Dokumen ini membedakan protokol Internet dari protokol transmisi, sehingga menjadikan IPv4 sebagai protokol jaringan independen. Awalnya, jumlah alamat yang disediakan oleh IPv4 jauh dari cukup untuk mendukung kebutuhan Internet saat ini, dan konsumsi berbagai sumber daya yang cepat memaksa teknisi untuk mencari solusi.
Dari Kelas A 8-bit ke IPv4 32-bit, perubahan dalam distribusi alamat jaringan telah sangat memengaruhi pengalaman Internet kita.
Sebagai salah satu protokol inti dari Internet Protocol Suite, IPv4 tidak hanya mendefinisikan dan memungkinkan interkoneksi antar jaringan, tetapi juga memiliki fungsi dasar untuk merutekan dan mengirim paket data. Koneksi ini bebas utang, beroperasi menggunakan apa yang disebut model "best effort delivery", dan tidak menjanjikan pengiriman atau pengurutan data yang tepat.
Alamat IPv4 menggunakan struktur 32-bit, dan meskipun secara teoritis hingga 4294967296 alamat dapat disediakan, sejumlah besar alamat ini dicadangkan untuk tujuan tertentu. Misalnya, beberapa alamat jaringan privat dan multicast telah ditetapkan, yang membuat alamat IP publik yang tersedia menjadi sedikit lebih terbatas.
Dengan memilih alamat IPv4, kita dapat membangun Internet yang cukup besar untuk mendukung permintaan perangkat seluler yang terus meningkat.
IETF dan IANA membatasi penggunaan umum beberapa alamat IP, seperti yang digunakan untuk komunikasi multicast dan jaringan privat. Sekitar 18 juta alamat dicadangkan untuk jaringan privat. Alamat-alamat ini tidak dapat dirutekan di Internet publik dan memerlukan penerjemahan alamat untuk memungkinkan komunikasi antara jaringan publik dan privat.
Dengan pesatnya perkembangan Internet pada tahun 1990-an, masalah habisnya alamat IPv4 menjadi semakin menonjol. Kemajuan teknologi dan peningkatan peralatan telah menciptakan semakin banyak permintaan pengguna, yang telah mendorong IPv4 untuk mencari jenis teknologi manajemen jaringan yang lebih baru untuk memperlambat kecepatan konsumsi alamat. Pada akhir tahun 1950-an, IANA menyatakan bahwa kumpulan alamat IPv4 telah habis pada tahun 2011, sehingga promosi IPv6 menjadi mendesak.
Setiap paket IP terdiri dari dua bagian: header dan data. Header paket IPv4 berisi hingga 14 bidang, termasuk alamat sumber dan tujuan. Desain ini memungkinkan berbagai protokol konversi berjalan lancar di Internet.
Dengan menipisnya alamat IPv4, pengenalan IPv6 jelas merupakan arah masa depan yang diperlukan. IPv6 memiliki ruang alamat yang lebih besar dan efisiensi perutean yang lebih tinggi, yang menunjukkan bahwa seiring dengan semakin bergantungnya orang pada Internet, dapatkah nasib IPv4 berlanjut di masa mendatang?
Sebagai landasan komunikasi jaringan saat ini, status IPv4 tidak dapat digantikan dengan mudah. Menghadapi permintaan Internet yang terus meningkat, bagaimana kita akan menemukan keseimbangan antara IPv4 dan IPv6 di masa mendatang?