Kesehatan gigi sangat penting bagi kualitas hidup manusia. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi restorasi gigi juga mengalami perubahan yang luar biasa. Dari bahan alami awal hingga bahan sintetis berteknologi tinggi modern, pengembangan restorasi gigi tidak hanya merupakan kemajuan teknologi medis, tetapi juga mencerminkan pengejaran estetika dan kesehatan manusia yang berkelanjutan.
Sejarah restorasi gigi dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno. Di Italia, ada bukti bahwa manusia purba menggunakan ter untuk memperbaiki gigi sejak 13.000 tahun yang lalu, sementara di Slovenia Neolitik, orang-orang kuno menggunakan lilin lebah untuk mengisi retakan di gigi mereka.
Dalam dokumen Romawi kuno, seperti "Sejarah Alam" karya Pliny, ada penyebutan bahan tambalan gigi, yang menunjukkan sejarah eksplorasi manusia terhadap restorasi gigi.
Untuk memperbaiki gigi secara efektif, pertama-tama Anda perlu mempersiapkannya. Proses ini biasanya melibatkan penggunaan alat gigi genggam yang berputar dan bor untuk menghilangkan gigi berlubang dan bagian gigi yang rusak. Pada tahap ini, jika restorasi permanen tidak dapat segera dilakukan, bahan restorasi sementara dapat digunakan untuk melindungi gigi.
Pemilihan bahan restorasi bergantung pada tingkat dan lokasi kerusakan gigi. Bahan-bahan ini dapat mencakup emas, amalgam, bahan gigi resin, semen ionomer kaca, dll.
Teknologi restorasi langsung melibatkan penempatan bahan tambalan lunak ke dalam gigi yang telah dipersiapkan untuk rekonstruksi. Setelah bahan-bahan ini diawetkan, fungsi gigi dipulihkan. Perbaikan ini biasanya dapat diselesaikan dalam satu kali kunjungan, dan jenis bahan yang digunakan bergantung pada tingkat keparahan kerusakan gigi.
Restorasi tidak langsung adalah membuat restorasi di luar mulut terlebih dahulu, kemudian menempelkannya pada gigi. Restorasi ini dapat berupa mahkota, jembatan, atau veneer, dll., dan sering kali dibuat oleh teknisi gigi berdasarkan cetakan dokter gigi.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi pencetakan 3D dan CAD/CAM, dokter gigi kini dapat dengan cepat membuat restorasi gigi definisi tinggi di klinik, sehingga mempersingkat waktu kunjungan pasien.
Restorasi gigi menggunakan berbagai macam bahan, termasuk amalgam tradisional, bahan resin yang telah populer dalam beberapa tahun terakhir, dan semen ionomer kaca.
Amalgam merupakan bahan restorasi yang sudah lama dikenal dan masih populer karena daya tahan dan ketersediaannya, meskipun keamanannya masih dipertanyakan oleh beberapa pihak.
Bahan tambalan resin juga banyak digunakan karena warnanya mirip dengan gigi dan dapat memenuhi kebutuhan estetika pasien dengan lebih baik.
Saat ini, banyak pasien lebih memilih menggunakan bahan resin untuk mendapatkan hasil estetika yang lebih baik, tetapi bahan ini masih belum sekuat bahan logam.
Masa depan teknologi restorasi gigi akan disertai dengan pengembangan bahan baru yang berkelanjutan dan percepatan penerapan teknologi digital. Baik dalam pemilihan bahan maupun peningkatan teknologi perbaikan, fokus pada peningkatan kenyamanan dan hasil pasien tampaknya menjadi tren utama di masa mendatang.
Dengan meningkatnya permintaan akan kecantikan dan kesehatan, kita tidak dapat menahan diri untuk bertanya: Bagaimana teknologi restorasi gigi akan diinovasi lagi di masa depan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang terus berubah?