Di bidang penelitian ilmiah, kecerdasan kolektif secara bertahap menjadi topik hangat. Konsep ini tidak hanya melibatkan biologi, tetapi juga mencakup sosiologi, ilmu politik, dan teknologi informasi modern. Kecerdasan kolektif biasanya didefinisikan sebagai pengetahuan dan kebijaksanaan suatu kelompok, properti yang muncul yang dihasilkan oleh banyak individu melalui kerja sama, persaingan, dan upaya bersama. Kebijaksanaan ini sering kali dapat mencapai hasil yang lebih tinggi dalam proses pengambilan keputusan, menunjukkan pemahaman yang lebih komprehensif daripada upaya anggota individu saja.
Kecerdasan kolektif adalah kecerdasan terdistribusi yang meluas yang terus ditingkatkan dan bekerja dalam koordinasi untuk memobilisasi keterampilan secara efisien.
Sumber kebijaksanaan kolektif beragam, termasuk tidak hanya partisipasi individu, tetapi juga akumulasi modal sosial dan berbagi informasi. Sejak tahun 1785, Machiavelli telah mengajukan "teorema juri", yang menyatakan bahwa jika akurasi pengambilan keputusan setiap anggota melebihi 50%, maka seiring bertambahnya jumlah anggota, akurasi kesimpulan yang diambil oleh seluruh kelompok akan meningkat. Hal ini pun meningkat seiring bertambahnya jumlah anggota. Konsep ini telah menyebabkan generasi-generasi berikutnya berpikir mendalam tentang pengambilan keputusan kolektif.
Kecerdasan Kolektif di AlamContoh kecerdasan kolektif berlimpah di alam. Misalnya, model kooperatif yang ditunjukkan oleh semut dan serangga sosial lainnya merupakan subjek yang sangat baik untuk mempelajari kecerdasan kolektif. Semut mampu menyelesaikan tugas-tugas seperti membangun sarang dan menemukan makanan di lingkungan yang kompleks melalui pertukaran informasi dan kolaborasi. Perilaku kolektif ini tidak hanya menunjukkan tingkat kecerdasan mereka, tetapi juga mengungkap strategi kolaboratif yang efisien yang ada di alam.
Tampaknya individu-individu yang terpisah dapat bekerja sama begitu erat sehingga mereka menjadi tidak dapat dibedakan dari satu organisme.
Dalam masyarakat manusia, kebijaksanaan kolektif juga ditunjukkan dalam berbagai bidang. Misalnya, dalam operasi bisnis, ketika karyawan berbagi informasi dan pendapat serta mencapai konsensus melalui diskusi kolektif, keputusan yang dibuat biasanya lebih bijaksana daripada yang dibuat oleh individu yang independen. Dalam perumusan kebijakan publik, partisipasi publik dan diskusi kolektif dapat menyatukan berbagai sudut pandang dan mendorong pengambilan keputusan yang lebih inklusif dan efektif.
Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, realisasi kecerdasan kolektif menjadi semakin mudah. Platform media sosial, alat pengambilan keputusan kelompok, dll., menyediakan saluran baru untuk transmisi informasi dan pertukaran pandangan. Penerapan teknologi ini memungkinkan individu untuk dengan mudah berpartisipasi dalam proses penciptaan dan berbagi pengetahuan, yang sangat meningkatkan potensi kecerdasan kolektif.
Kearifan kolektif bukan hanya perwujudan modal sosial, tetapi juga bagian penting dari proses demokratisasi.
Meskipun kecerdasan kolektif menawarkan potensi yang sangat besar, kecerdasan ini juga menghadapi tantangan. Misalnya, manipulasi media yang berlebihan dan fenomena "pemikiran kelompok" dapat menyebabkan penurunan kualitas pengambilan keputusan dalam beberapa kasus. Dalam beberapa kelompok, pidato didominasi oleh beberapa pemimpin, yang membatasi partisipasi anggota lain dan mengurangi kinerja kecerdasan kolektif.
Penelitian dan penerapan kecerdasan kolektif masih terus berkembang, dan eksplorasi di masa depan mungkin berfokus pada cara memperluas penerapan kecerdasan ini dalam skala yang lebih besar, seperti cara mencapai konsensus tentang isu-isu global melalui kerja sama lintas-regional. Seiring kemajuan teknologi, akan ada cara-cara baru untuk merangsang dan mengukur potensi kecerdasan kolektif.
Pada akhirnya, kecerdasan kolektif lebih dari sekadar jumlah kecerdasan anggota individu kita; kecerdasan kolektif dapat mewakili bentuk masyarakat yang sama sekali baru dengan potensi yang sangat besar. Dalam proses ini, kita tidak dapat tidak berpikir: Di masa depan, bagaimana kita dapat memanfaatkan kearifan kolektif umat manusia dengan lebih baik untuk memecahkan tantangan besar yang kita hadapi?