Asal usul dan penyebaran Rhyzopertha dominica, yang umumnya dikenal sebagai kutu gandum kecil atau kutu gandum Australia, masih menjadi misteri ilmiah yang menarik. Sebagai hama biji-bijian yang umum ditemukan, serangga ini ada di mana-mana di lingkungan penyimpanan biji-bijian di seluruh dunia dan dikenal karena serangannya yang parah pada gandum dan kacang tanah. Dengan perdagangan dan globalisasi, R. dominica menyebar lebih cepat daripada banyak hama lainnya, dan mempelajari asal usulnya sangat penting untuk pengendalian dan pengelolaan hama ini.
Dokumentasi pertama serangan gandum oleh R. dominica diamati di Australia.
Rhyzopertha dominica adalah serangga berwarna cokelat kemerahan hingga cokelat tua yang biasanya berukuran panjang antara 2,1 dan 3,0 mm. Bagi mereka yang tidak terbiasa dengan serangga ini, ciri fisiknya sulit diidentifikasi, termasuk antena mereka yang memiliki 11 ruas dan karapas yang bentuknya tidak biasa. Morfologi makhluk ini sangat mirip dengan spesies lain dari famili Bostrichidae, sehingga sulit dibedakan dari penampilannya.
Meskipun asal usul R. dominica masih belum jelas, secara umum diyakini berasal dari anak benua India karena menghuni wilayah yang sama dengan spesies Psyllid lainnya. Di antara ribuan spesies, Rhyzopertha dominica kini menjadi hama yang tersebar luas di seluruh dunia, terutama di daerah beriklim hangat.
R. dominica memiliki distribusi di seluruh dunia, terutama di daerah beriklim sedang yang lebih hangat.
Makanan Rhyzopertha dominica sebagian besar terdiri dari biji-bijian kering, termasuk gandum, beras, oat, dan kacang-kacangan. Baik larva maupun dewasa dapat merusak biji-bijian utuh, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas biji-bijian yang disimpan.
Serangga ini memiliki perilaku kawin yang unik dan secara umum terbagi dalam empat tahap siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. Betina tidak secara aktif menarik jantan, tetapi bergantung pada feromon yang disekresikan oleh jantan untuk kawin. Selama proses kawin, serangga jantan harus menyentuh serangga betina dengan hati-hati untuk mencapai tujuan reproduksi.
Setelah jantan terpasang dengan kuat, kopulasi telah tercapai.
Menghadapi penyerbu yang begitu ulet, masyarakat pertanian telah mengadopsi berbagai pendekatan untuk mengelola penyebaran R. dominica, termasuk metode pengendalian fisik, kimia, dan biologis. Banyak petani mencoba mengurangi infestasi dengan membersihkan dan memantau lingkungan penyimpanan secara menyeluruh; namun, tindakan ini sering kali gagal untuk membasmi hama sepenuhnya.
Karena penyebarannya yang aktif, R. dominica juga secara aktif menyebarkan gen ketahanannya.
Metode pengendalian hayati belum efektif dalam mengekang pertumbuhan R. dominica karena predator alaminya tidak hadir dalam jumlah yang cukup untuk mengatasi hama yang berkembang biak dengan cepat ini. Selain itu, R. dominica semakin resistan terhadap banyak agen pengendali kimia, sehingga pestisida konvensional kurang efektif dalam mengendalikannya.
KesimpulanDengan meningkatnya aktivitas manusia dan perdagangan, penyebaran Rhyzopertha dominica telah menjadi tantangan besar bagi keamanan biji-bijian global. Memahami asal-usul dan pola penyebarannya akan berdampak besar pada strategi pengelolaan dan pengendalian di masa mendatang. Ini tidak hanya melibatkan penelitian ekologi, tetapi juga melibatkan pembangunan ekonomi manusia yang berkelanjutan. Langkah-langkah apa lagi yang lebih efektif yang dapat kita ambil untuk melawan penyerbu ini?