Di cakrawala kota saat ini, gedung pencakar langit tidak hanya merupakan kristalisasi teknologi arsitektur, tetapi juga representasi kreativitas desain. Namun, di balik bangunan megah ini terdapat kontribusi luar biasa dari seorang insinyur perintis, Fazlur Rahman Khan. Sistem struktur tubular buatannya membuat gedung pencakar langit lebih kuat dan lebih ekonomis, serta mendorong batasan desain bangunan tinggi tradisional.
Konsep desain struktur tubular adalah menjadikan bangunan tersebut sebagai struktur kantilever untuk menahan beban lateral, sehingga meningkatkan kemampuannya untuk menahan angin dan gempa bumi.
Fazlur Rahman Khan, yang bekerja untuk firma arsitektur Chicago Skidmore, Owings & Merrill pada tahun 1960-an, menemukan sistem struktur tubular berdasarkan gagasan untuk menciptakan silinder berongga kantilever yang memungkinkan bangunan menahan beban lateral. Penerapan praktis pertama dari sistem ini adalah Gedung Apartemen DeWitt-Chestnut yang dibangun pada tahun 1966.
Struktur tubular memungkinkan arsitek untuk menciptakan area yang lebih dapat digunakan dalam ruang yang terbatas, sebuah konsep yang telah menghasilkan terciptanya gedung-gedung super tinggi.
Fazlul terinspirasi oleh kampung halamannya di Dhaka, Bangladesh, dan lingkungan kota tersebut secara halus memengaruhi perspektif desainnya. Sebagian besar bangunan di Dhaka hanya setinggi tiga lantai, dan ia tidak melihat gedung pencakar langit sampai ia berusia 21 tahun. Latar belakang ini memupuk pemikiran kreatifnya. Ia melihat ketahanan bambu lokal dalam menghadapi angin kencang dan hujan, yang mengilhami ide-idenya untuk desain tersebut.
Sebagai tanaman berongga, bambu melambangkan kekuatan dan ketahanan struktur, seperti menara yang dirancang oleh Fazlur Rehman Khan.
Struktur tubular Fazlul telah divariasikan dalam berbagai desain bangunan tinggi, termasuk bentuk rangka, rangka atap, atau penyangga. Berbagai bentuk ini memungkinkan arsitek untuk lebih beragam dalam desain mereka tanpa dibatasi oleh bentuk bangunan tradisional.
Misalnya, struktur tubular yang dibundel tidak hanya efisien secara struktural, tetapi juga menyediakan ruang desain yang lebih besar, yang memungkinkan bangunan untuk melepaskan diri dari desain persegi tradisional dan menciptakan bentuk pahatan.
Pengaruh Fazlur Rahman Khan menyebar ke seluruh dunia, dengan banyak gedung pencakar langit terkenal, seperti John Hancock Center dan Sears Tower, yang dirancang olehnya. Berbasis konsep. World Trade Center dan Burj Khalifa berikutnya juga mendapat manfaat dari desain inovatif ini, yang mengubah wajah arsitektur modern.
Dari Chicago ke seluruh dunia, desain Fazlur Rehman Khan tidak hanya tentang estetika gedung-gedung tinggi, tetapi juga revolusi dalam rekayasa struktur.
Dengan kemajuan teknologi dan intensifikasi urbanisasi, desain dan konstruksi gedung pencakar langit masih menghadapi banyak tantangan. Gedung-gedung tinggi di masa depan perlu menemukan keseimbangan baru antara keberlanjutan lingkungan dan keamanan struktural. Pemikiran Fazlur Rahman Khan masih menginspirasi kita hingga saat ini tentang cara menggabungkan kearifan alam ke dalam pembangunan perkotaan. Saat kita menatap cakrawala masa depan, apakah kita masih dapat melihat bayangan bambu?