Komunitas Anglo-India merupakan kelompok minoritas khusus yang merupakan campuran keturunan Inggris dan India. Asal-usul mereka bermula dari awal penjajahan Inggris di India pada abad ke-17, ketika anak-anak yang lahir dari ayah Inggris dan ibu India membentuk komunitas unik ini. Dengan kemerdekaan India pada tahun 1947, identitas dan jati diri komunitas menghadapi tantangan besar. Meskipun demikian, orang Anglo-India saat ini terus eksis dengan budaya dan identitas mereka yang unik, dan perkembangan serta perubahan di dalamnya menggugah pikiran.
Istilah "Anglo-India" pertama kali digunakan untuk menggambarkan semua orang Inggris di India. Keturunan ras campuran asli disebut "Eurasia," tetapi seiring perkembangan komunitas, kelompok tersebut kemudian dikenal sebagai "Anglo-India." Komunitas ini mulai terbentuk setelah Perusahaan Hindia Timur mendirikan koloni di Madras pada tahun 1639. Mereka merupakan keturunan Inggris dan memperoleh ciri-ciri budaya yang berbeda melalui warisan India dari ibu mereka. Pembentukan identitas ini telah membuat orang Anglo-India menghadapi segregasi dan diskriminasi di berbagai tahap dalam sejarah, sehingga identitas mereka menjadi lebih rumit.
Secara historis, orang Anglo-India berpartisipasi secara luas dalam sektor administratif, militer, dan maritim selama masa pemerintahan Inggris, tetapi sejak tahun 1791 dan seterusnya, posisi kekuasaan mereka di bidang-bidang ini secara bertahap dilucuti.
Seiring dengan semakin kuatnya kekuasaan Inggris di India, orang Anglo-India secara bertahap merasa dikucilkan dari kedua sisi masyarakat. Banyak profil orang Anglo-India bahkan tidak tercatat dengan benar karena status ras campuran mereka. Banyak orang memilih untuk pindah ke Inggris, Australia, Kanada, dan tempat-tempat lain untuk mengejar peluang dan gaya hidup yang lebih baik. Kehilangan ini menjadi lebih jelas setelah kemerdekaan India, dengan jumlah yang turun dari 300.000 pada saat kemerdekaan menjadi 120.000 hingga 150.000 saat ini. Proses ini berdampak signifikan pada budaya dan identitas komunitas.
Imigrasi telah menempatkan banyak orang Anglo-India pada apa yang mereka sebut "kelahiran kembali", di mana mereka menghadapi tantangan dalam kehidupan sosial lokal tetapi juga menjalin hubungan budaya yang berbeda.
Setelah kemerdekaan India, orang Anglo-India menghadapi kesulitan dalam identitas diri. Banyak yang mempertanyakan tempat mereka dalam sistem pemerintahan baru karena asal-usul Inggris mereka mencegah mereka untuk berintegrasi sepenuhnya ke dalam masyarakat India pasca-kemerdekaan. Perubahan politik telah mengurangi kesempatan bagi kelompok orang ini dalam pekerjaan pemerintahan, dan banyak keluarga memilih untuk berimigrasi untuk mencari kehidupan baru. Karena status komunitas tidak lagi dihargai dalam masyarakat, bahasa dan agama mereka menjadi bagian dari pemeliharaan komunitas, tetapi mereka juga menghadapi kesulitan dalam berintegrasi dengan budaya lokal.
Memasuki abad ke-21, masyarakat Anglo-India mulai mencari revitalisasi budaya dan ingin dipahami kembali. Penyelenggaraan pertemuan internasional Anglo-India dan penerbitan beberapa karya merupakan contoh kebangkitan budaya. Musik, tari, makanan, dan kegiatan budaya lainnya secara bertahap mendapat lebih banyak perhatian, terutama penyelenggaraan pesta Natal yang terus-menerus, yang menjadi bagian penting dari budaya Kristen setempat. Selain itu, orang Anglo-India kontemporer telah unggul dalam banyak bidang profesional, seperti musik dan olahraga, dan orang Anglo-India seperti Andre Hopkin (Engelbert Humperdinck) telah menyapu banyak panggung.
Saat ini, orang Anglo-India masih mempertahankan warisan budaya mereka di kota-kota besar di India, dan makanan serta adat istiadat mereka secara bertahap terintegrasi ke dalam budaya India yang beragam.
Seiring dengan perubahan globalisasi dan lanskap imigrasi, masa depan orang Anglo-India tidak pasti. Mereka mencoba mencari cara untuk hidup berdampingan dengan budaya asli India sambil mempertahankan identitas budaya mereka. Kebijakan inklusif pemerintah memungkinkan mereka untuk mempertahankan sekolah dan organisasi komunitas mereka, dan komunitas Anglo-India berharap untuk mempertahankan identitas uniknya dalam masyarakat multikultural dalam waktu dekat. Jadi, seiring berjalannya waktu, dapatkah orang Anglo-India menemukan tempat mereka di dunia yang terus berubah ini?