Dalam masyarakat modern, diskriminasi rasial masih menjadi isu yang terus diperbincangkan. Baik di tempat kerja, interaksi sosial, maupun sistem hukum, jejak diskriminasi rasial ada di mana-mana. Diskriminasi berdasarkan ras, keturunan, etnis, atau kebangsaan semacam ini tidak hanya ada dalam sejarah, tetapi berakar dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketika kita menghakimi orang lain dan membagi kelompok berdasarkan wajah mereka di masyarakat, banyak orang tidak menyadari bahwa perilaku yang biasa mereka lakukan mungkin juga merupakan diskriminasi rasial yang tidak terlihat.
Bentuk-bentuk tertentu umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan diskriminasi yang dialami oleh organisasi dan lembaga dapat menyebabkan serangkaian masalah sosial.
Bagaimana hukum menangani masalah diskriminasi rasial adalah hal pertama yang perlu kita perhatikan. Banyak pemerintah telah memberlakukan undang-undang antidiskriminasi yang melarang diskriminasi atas dasar ras. Meskipun undang-undang ini tampak adil dalam bentuknya, undang-undang ini sering kali menimbulkan perbedaan dalam penerapan sehari-hari. Hal ini menyebabkan beberapa kelompok sosial masih menghadapi perlakuan yang tidak setara. Misalnya, undang-undang tertentu dapat diterapkan terhadap kelompok etnis tertentu, atau sumber daya mungkin didistribusikan secara tidak merata.
Kerangka hukum hanya dapat menyelesaikan sebagian dari masalah, dan masyarakat kita masih perlu melawan perilaku diskriminatif yang mendasarinya.
Di tingkat sosial, diskriminasi rasial terjadi di mana-mana, mulai dari perekrutan di tempat kerja hingga interaksi masyarakat, situasi serupa dapat terjadi. Penelitian menunjukkan bahwa pencari kerja dari latar belakang yang berbeda diperlakukan dengan sangat berbeda. Pelamar dengan nama yang terdengar seperti orang kulit putih sering kali lebih mungkin dipekerjakan daripada pelamar dengan nama yang terdengar seperti orang kulit hitam. Bias yang tidak terlihat ini menimbulkan bayangan suram bagi masa depan kandidat.
Laporan dari beberapa negara menunjukkan bahwa diskriminasi pekerjaan yang dihadapi oleh orang kulit hitam dan kelompok etnis minoritas lainnya tersebar luas. Faktanya, meskipun para pencari kerja dari kelompok etnis ini memiliki dukungan dan pengalaman yang sama, sering kali terdapat kesenjangan yang signifikan dalam peluang yang akhirnya mereka terima. Hal ini membuat orang merenungkan apakah lingkungan tempat kerja kita benar-benar adil dan inklusif?
Apakah ada ambang batas dan hambatan yang tidak terlihat terhadap keadilan di tempat kerja?
Pasar perumahan juga merupakan manifestasi penting dari diskriminasi rasial. Penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa orang kulit hitam dan Latin mengalami diskriminasi masing-masing sebesar 20% dan 25% dalam proses menyewa dan membeli rumah. Orang-orang ini dipaksa untuk tinggal di komunitas berkualitas rendah, yang secara langsung memengaruhi kualitas hidup dan perkembangan masa depan mereka. Selain itu, masalah tunawisma meningkat di sebagian besar masyarakat, dan mayoritas tunawisma cenderung menjadi anggota kelompok etnis minoritas di masyarakat.
Dalam sistem medis, dampak diskriminasi rasial bahkan lebih menyedihkan. Penelitian menunjukkan bahwa banyak pasien kulit hitam diperlakukan secara berbeda di rumah sakit. Rasa sakit mereka sering kali diremehkan dalam situasi medis yang seharusnya ditanggapi dengan serius. Hal ini tidak hanya menunda waktu untuk diagnosis yang tepat, tetapi juga dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan yang lebih serius. Bahkan dalam kasus atlet terkenal seperti Sereena Williams, ketika dihadapkan dengan masalah kesehatan serius yang dialaminya setelah melahirkan, respons dokter lambat dalam menanggapi krisisnya.
Cara menghilangkan perilaku diskriminatif semacam ini dalam perawatan kesehatan dan medis harus menjadi fokus diskusi kita.
Diskriminasi rasial juga terjadi dalam sistem pendidikan. Sejak tahap awal pendidikan, anak-anak dapat dibagi berdasarkan gagasan berbasis ras bahkan di sekolah. Penelitian menunjukkan bahwa remaja kulit hitam mengalami masalah kesehatan mental dan perilaku sosial yang negatif ketika menghadapi diskriminasi rasial.
Hal ini tidak hanya memengaruhi kinerja akademis mereka, tetapi juga mengubah cara mereka memandang diri sendiri dan dunia di sekitar mereka. Dibandingkan dengan orang kulit putih, remaja Afrika-Amerika menghadapi tantangan yang lebih besar dalam mengejar prestasi akademis dan kesehatan mental. Kita tidak boleh membiarkan fenomena ini terus berlanjut. Semua sektor masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pertumbuhan yang lebih baik bagi kaum muda ini.
Menghadapi serangkaian masalah ini, dapatkah kita mengambil tindakan positif untuk mengubah situasi ini?
Meskipun undang-undang dan tindakan diskriminasi rasial di beberapa negara tampaknya masuk akal dalam bentuknya, tanpa implementasi yang efektif, masih sulit untuk menyelesaikan masalah secara mendasar. Seiring dengan kemajuan masyarakat, kita perlu mengkaji ulang undang-undang ini dan dampaknya serta mencari cara yang lebih efektif untuk mengatasi diskriminasi rasial. Dari hukum hingga kehidupan sehari-hari, baik itu kebijakan sosial atau perilaku pribadi, kita harus memimpin dengan memberi contoh, menolak diskriminasi, dan menghormati keunikan setiap individu. Setiap orang berhak diperlakukan sama, jadi bagaimana kita dapat mencapai inklusi dan keberagaman sejati sehingga semua suara didengar?