Dari laboratorium tahun 1835 hingga sekarang: Bagaimana dimetil eter mengubah masa depan energi kita?

Dimetil eter, dengan rumus kimia CH3OCH3, adalah gas tak berwarna yang tidak hanya merupakan prekursor senyawa organik yang bermanfaat, tetapi juga Aerosol kini tersedia untuk berbagai aplikasi bahan bakar. Dimetil eter pertama kali disintesis pada tahun 1835 oleh ahli kimia Prancis Jean-Baptiste Dumas dan Eugene Périgot, dan menandai tonggak penting dalam penelitian kimia.

Dimetil eter adalah eter yang paling sederhana dan menunjukkan potensi besar dalam menggantikan bahan bakar tradisional.

Cara produksi DME telah berkembang seiring waktu. Pada tahun 1985, sekitar 50.000 ton DME diproduksi di Eropa Barat, sebagian besar dari dehidrasi metanol. Persamaan reaksi untuk proses ini adalah: 2 CH3OH → (CH3)2O + H2O

Seiring dengan terus meningkatnya permintaan energi, cara memproduksi dimetil eter secara lebih efisien telah menjadi fokus penelitian. Penelitian terkini juga mengusulkan sistem katalis ganda yang dapat mensintesis metanol dan mendehidrasi secara bersamaan dalam unit proses yang sama, tanpa memerlukan pemisahan dan pemurnian metanol.

Produksi dari biomassa

Dimetil eter (DME), biofuel sintetis generasi kedua, dapat diproduksi dari biomassa lignoselulosa. Pada tahun 2030, UE mempertimbangkan untuk memasukkan BioDME dalam portofolio biofuel potensialnya. Teknologi ini juga dapat diterapkan pada produksi biogas atau metana dari limbah hewan, makanan, dan pertanian. Chemrec Swedia menggunakan teknologi gasifikasi cairan hitam untuk memproduksi dimetil eter di pabrik percontohan BioDME-nya, yang menunjukkan beragam kemungkinan dimetil eter di masa mendatang.

Dimetil eter yang diproduksi dari biomassa merupakan arah penting bagi energi berkelanjutan di masa depan.

Berbagai Aplikasi

Penggunaan dimetil eter terbesar adalah sebagai bahan baku untuk produksi agen metilasi. Dalam proses produksi dimetil sulfat, dimetil eter perlu bereaksi dengan sulfur trioksida. Dengan kemajuan teknologi, dimetil eter juga dapat diubah lebih lanjut menjadi asam asetat, yang menyediakan lebih banyak pilihan sintesis kimia.

Di laboratorium, dimetil eter digunakan sebagai pelarut dan ekstraktan suhu rendah, meskipun titik didihnya yang rendah (−23 °C) membatasi penggunaannya tetapi juga membuatnya mudah dihilangkan dari campuran reaksi. Ia juga merupakan komponen campuran gas untuk pistol semprot api "Map-Pro" suhu tinggi tertentu, yang menggantikan campuran metilasetilena dan propina tradisional.

Sebagai propelan untuk produk aerosol, dimetil eter banyak digunakan dalam semprotan rambut, insektisida, dan produk lem semprot tertentu.

Bahan Bakar dan Pendingin

Seiring meningkatnya permintaan bahan bakar yang lebih bersih, dimetil eter dipertimbangkan sebagai pengganti propana yang potensial untuk penggunaan di rumah dan industri. Eter ini cocok sebagai bahan bakar untuk mesin diesel dan turbin gas serta memiliki angka setana 55, sehingga sangat cocok untuk digunakan pada mesin modern. Struktur rantai karbon dimetil eter yang sederhana membuatnya menghasilkan emisi partikel yang sangat rendah saat dibakar.

Dalam Shell Eco Marathon di Eropa, kendaraan yang menggunakan 100% DME berhasil menjadi pemegang rekor baru dengan performa luar biasa yaitu 589 km/l.

Dimetil eter juga dikenal sebagai pendingin, dan penting untuk dicatat bahwa ia merupakan pendingin pertama, dan sejarah penerapannya dapat ditelusuri kembali ke tahun 1876, ketika perangkat pendingin yang dirancang oleh insinyur Prancis Charles Tellier berhasil digunakan. Menyediakan kemampuan pengawetan kriogenik untuk kapal dagang.

Keamanan dan Prospek Masa Depan

Meskipun dimetil eter relatif tidak beracun, sifat mudah terbakarnya yang tinggi memerlukan perawatan khusus saat digunakan. Pada tahun 1948, ledakan besar di pabrik kimia Jerman yang disebabkan oleh kebocoran dimetil eter menewaskan 200 orang, menyoroti potensi bahaya penanganan bahan kimia tersebut.

Sebagai sumber energi alternatif untuk masa depan, pengembangan DME tidak hanya terkait erat dengan keberlanjutan lingkungan, tetapi juga akan memengaruhi strategi energi kita.

Seiring dengan terus meningkatnya permintaan global terhadap energi terbarukan, dapatkah dimetil eter menjadi komponen penting bagi masa depan energi?

Trending Knowledge

Pemanfaatan Dimetil Eter yang Menakjubkan: Mengapa Zat Ini Menjadi Tren Utama dalam Bahan Bakar dan Pendinginan?
Dengan meningkatnya permintaan akan energi berkelanjutan, dimetil eter (DME) secara bertahap telah menjadi bahan yang tidak dapat diabaikan dalam bidang bahan bakar dan pendinginan. Senyawa ini tidak
Tahukah Anda bagaimana proses produksi dimetil eter dapat menciptakan bahan bakar baru dari limbah?
Di era pembangunan berkelanjutan saat ini, sumber dan proses produksi energi telah menjadi fokus perhatian global. Sebagai bahan bakar bersih yang potensial, proses produksi dimetil eter (DME) dapat s
Keamanan dan risiko dimetil eter: Mengapa gas yang tampaknya tidak berbahaya ini menyebabkan ledakan mematikan?
Dalam industri kimia saat ini, dimetil eter (DME) telah mendapat perhatian luas karena sifat fisik dan kimianya yang unik. Gas tak berwarna ini, yang rumus kimianya adalah CH3OCH3, sering dianggap seb

Responses