Erving Goffman adalah sosiolog dan psikolog kelahiran Kanada-Amerika. Ia lahir pada 11 Juni 1922 dan meninggal pada 19 November 1982. Sebagai salah satu sosiolog paling berpengaruh di abad ke-20, karyanya telah memberi kita apresiasi baru atas kedalaman dan kompleksitas pemahaman diri. "The Presentation of Self in Everyday Life" karya Goffman memelopori analisis dramatis interaksi sosial, yang menekankan peran orang dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mengusulkan konsep "tatanan interaksi", yang menekankan pembentukan citra diri oleh lingkungan.
Goffman percaya bahwa interaksi sosial seperti drama, dan hubungan antara karakter dan penonton menentukan bagaimana mereka menampilkan diri.
Kehidupan awal Goffman penuh dengan liku-liku. Ia lahir di Marneville, Alberta, Kanada, dari keluarga imigran Yahudi Ukraina. Ia kemudian menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Teknik St. John di Winnipeg dan akhirnya mengambil jurusan kimia di Universitas Manitoba. Seiring tumbuhnya minatnya pada sosiologi, Goffman pindah ke Universitas Toronto dan memperoleh gelar sarjana dalam sosiologi dan antropologi. Seiring penelitiannya semakin mendalam, fokusnya pada interaksi sosial, khususnya kehidupan sehari-hari, menjadi arah penelitian yang penting di kemudian hari.
Selama hidup Goffman, karya-karyanya seperti "Asylums" dan "Stigma" tidak hanya memperkaya sistem teoritis sosiologi, tetapi juga memberikan wawasan tentang fenomena sosial dan persepsi diri tentang rumah sakit jiwa. Wawasan yang mendalam. Karya-karya ini mengeksplorasi bagaimana orang menghadapi diri mereka sendiri dan cara orang lain memandang mereka dalam keadaan sosial yang ekstrem. Penelitian Goffman membantu orang memahami bagaimana orang dengan penyakit mental merekonstruksi identitas mereka di masyarakat dan bagaimana mereka melindungi diri mereka sendiri dan mengelola citra mereka dalam kenyataan mengalami stigma.
Konsep "manajemen kesan" yang dianjurkan oleh Goffman menekankan kendali orang atas citra eksternal mereka dan meyakini bahwa interaksi sosial merupakan panggung untuk membangun diri sendiri.
"Self-Performance" karya Goffman membahas perbedaan antara "panggung depan" dan "panggung belakang." Panggung depan merupakan tempat yang menyenangkan bagi individu untuk mengekspresikan diri, sedangkan panggung belakang merupakan ruang tempat orang dapat bersantai dan melepaskan diri dari peran sosial. Perbedaan ini meningkatkan kesadaran bahwa perilaku setiap orang di ruang publik sampai batas tertentu merupakan pertunjukan yang disadari, dan bahwa pertunjukan ini dipengaruhi oleh keadaan eksternal dan ekspektasi budaya.
Dalam The Asylum, Goffman mendokumentasikan secara rinci pengalaman pasien sakit mental yang tinggal di lingkungan institusional, menekankan bahwa lingkungan ini tidak hanya memengaruhi praktik medis tetapi juga med dampak jangka panjang pada persepsi diri pasien. Ia menggunakan istilah "total institusi" untuk menggambarkan lingkungan seperti rumah sakit jiwa yang sepenuhnya mengendalikan kehidupan individu dan bagaimana institusi ini memengaruhi perilaku dan identitas individu.
Penelitian Goffman melibatkan semua tingkat interaksi sosial, terutama analisisnya tentang "stigma" yang menunjukkan rasa malu dan takut yang dirasakan individu ketika mereka gagal memenuhi standar sosial. Konsep ini mengungkapkan bagaimana dalam masyarakat modern, individu sering kali perlu menghadapi berbagai label dan prasangka, dan melakukan manajemen citra yang sesuai untuk mempertahankan harga diri.
Teori Goffman memungkinkan kita untuk merenungkan bagaimana kita harus menghadapi dan berinteraksi dengan diri kita sendiri dalam menghadapi harapan masyarakat dan kekurangan kita sendiri.
Selain kontribusinya dalam dunia akademis, Goffman juga memiliki gaya penulisan yang unik. Ekspresi satir dan sastranya membuat wawasannya lebih mudah diterima oleh masyarakat. Gaya ini tidak hanya mengubah tampilan tulisan akademis, tetapi juga membuat para cendekiawan di kemudian hari lebih memperhatikan nuansa bahasa dan interaksi sosial. Pengaruh Goffman jelas tidak terbatas pada bidang sosiologi, tetapi juga merambah ke banyak aspek diskusi tentang budaya dan komunikasi.
Meskipun karya Goffman telah menghasilkan banyak diskusi di komunitas akademis, Fine dan Manning telah menunjukkan bahwa masih banyak cendekiawan yang gagal mewarisi ide-idenya, yang tampaknya menunjukkan bahwa penelitian Goffman unik dan tidak dapat dengan mudah ditiru. Kompleksitas masyarakat kontemporer dan keragaman interaksi interpersonal membuat ide-ide Goffman semakin penting. Kita perlu memeriksa kembali posisi diri dalam masyarakat dan interaksinya.
Berbagai upaya Goffman tidak diragukan lagi merupakan kontribusi yang mendalam bagi pemahaman kita tentang diri kita sendiri. Dalam masyarakat yang berubah dengan cepat seperti ini, bagaimana cara menyesuaikan dan membentuk kembali identitas sosial dan persepsi diri seseorang secara terus-menerus masih menjadi topik yang layak dibahas secara mendalam.