Layanan Relai Telekomunikasi (TRS) berfungsi sebagai jembatan antara para tuna rungu dan pendengar umum, tetapi di baliknya terdapat kisah dengan sejarah panjang dan perkembangan yang beragam. Dari penemuan TTY oleh Robert Weitbrecht pada tahun 1964 hingga penggunaan berbagai teknologi komunikasi saat ini, TRS tidak diragukan lagi merupakan alat penting untuk mendorong komunikasi tanpa hambatan di masyarakat.
Munculnya layanan relai telekomunikasi telah mengisi kesenjangan komunikasi antara para tuna rungu dan masyarakat.
Evolusi TRS mencerminkan laju kemajuan teknologi. Pada awalnya, para tuna rungu berkomunikasi dengan orang yang dapat mendengar melalui TTY (teletypewriter), dan kontennya diteruskan oleh operator TRS. Operator bertanggung jawab untuk menerjemahkan informasi teks TTY menjadi ucapan sehingga para tuna rungu dapat melakukan panggilan telepon tanpa hambatan apa pun. Dengan perkembangan teknologi jaringan, jenis layanan baru telah diperkenalkan satu demi satu.
Menurut kebutuhan pengguna, TRS menyediakan berbagai jenis panggilan, termasuk:
Berbagai jenis panggilan TRS memungkinkan setiap pengguna menemukan metode komunikasi yang sesuai untuk mereka.
Misalnya, VCO memungkinkan orang-orang yang mengalami gangguan pendengaran untuk menggunakan suara mereka sendiri selama panggilan, sementara STS membantu orang-orang dengan gangguan bicara untuk mengekspresikan diri mereka dengan lancar. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, layanan relai berbasis jaringan dan aplikasi telepon seluler juga telah lahir, membuat panggilan menjadi lebih mudah dan efisien.
Di Amerika Serikat dan Kanada, siapa pun dapat menghubungi pusat relai TRS dengan menghubungi 711. Layanan ini relatif familiar bagi masyarakat. Namun, sifat TRS yang terbuka juga menjadikannya tempat berkembang biaknya penipuan. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa pengguna telah menggunakan sistem ini untuk terlibat dalam kegiatan ilegal, dan bahkan situs belanja daring seperti Amazon telah terpengaruh.
Penipuan tidak hanya memengaruhi operasi bisnis, tetapi juga membahayakan kepercayaan pengguna yang dapat dipercaya.
Meskipun ada berbagai tantangan, bagi banyak penyandang tuna rungu, TRS tetap menjadi alat penting bagi mereka untuk memasuki masyarakat dan berkomunikasi dengan orang lain. Pada tahun 2005, Komisi Komunikasi Federal memasukkan layanan telepon dengan teks terjemahan IP ke dalam peraturan, yang menandai semakin populernya TRS.
Ketika masyarakat menghadapi era teknologi yang berubah dengan cepat, bagaimana TRS akan berkembang di masa depan? Dengan promosi jaringan 5G dan penerapan kecerdasan buatan, layanan relai di masa depan mungkin menjadi lebih cerdas dan nyaman. Bayangkan bahwa di masa depan, penerjemahan suara secara real-time mungkin dapat dilakukan, yang memungkinkan pengguna dengan bahasa dan kemampuan yang berbeda untuk terhubung dengan lancar.
Menembus batas teknologi dan mempromosikan komunikasi tanpa hambatan adalah kunci kemajuan masyarakat kita.
Hal ini membuat orang berpikir mendalam, dalam menghadapi perubahan ini, dapatkah kita benar-benar menemukan jalan menuju komunikasi yang setara dalam teknologi?