Dalam masyarakat, pengetahuan merupakan sumber daya. Terutama dalam lingkungan yang berubah dengan cepat saat ini, bentuk dan transformasi pengetahuan menjadi semakin penting. Namun, perolehan pengetahuan tidak terbatas pada buku teks atau ceramah, tetapi juga mencakup jenis pengetahuan yang sulit diungkapkan secara verbal - ini disebut pengetahuan tacit. Pengetahuan tacit biasanya mengacu pada pengetahuan dan keterampilan yang sulit dijelaskan dalam kata-kata atau teks, dan mereka memainkan peran yang sangat diperlukan dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. Jadi, apakah kearifan tersembunyi ini benar-benar ada di mana-mana?
Pengetahuan tacit dapat didefinisikan sebagai keterampilan, ide, dan pengalaman yang dimiliki orang tetapi tidak dikodifikasi dan tidak selalu mudah diungkapkan.
Perolehan pengetahuan tacit biasanya memerlukan kontak jangka panjang dan membangun kepercayaan, sehingga pengetahuan semacam ini sering kali ditularkan melalui praktik dan jaringan sosial. Ketika orang melakukan kegiatan profesional di lingkungan tertentu, pengetahuan tacit secara tidak sadar tersembunyi dalam perilaku dan intuisi mereka.
Penularan pengetahuan tacit yang efektif sering kali bergantung pada pengalaman pribadi dan interaksi sosial; misalnya, pembelajaran antara seorang pekerja magang dan seorang mentor terjadi melalui pengamatan dan peniruan, bukan hanya melalui bahasa.
Menurut konteks yang berbeda, pengetahuan tacit dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
Perbedaan antara pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisitPengetahuan tacit dapat dilihat sebagai perbedaan antara "mengetahui cara melakukan" dan "mengetahui cara mengetahui". Bagi para ahli, perilaku mereka muncul secara alami dan tidak memerlukan refleksi penuh atas prinsip-prinsip yang mendasarinya.
Meskipun pengetahuan eksplisit dan tacit dapat dibedakan hingga batas tertentu, pada kenyataannya, keduanya saling terkait. Misalnya, pengetahuan eksplisit, seperti seperangkat aturan tata bahasa, tidak dapat sepenuhnya mencakup fleksibilitas penggunaan bahasa. Sebaliknya, pengetahuan tacit bersifat intuitif dan subjektif, dan sering kali memerlukan kontak tatap muka untuk berkomunikasi.
Ikujiro Nonaka mengusulkan model penciptaan pengetahuan yang menjelaskan bagaimana pengetahuan tacit diubah menjadi pengetahuan eksplisit. Model ini dihargai karena keragamannya dan menekankan hubungan interaktif antara pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit.
Model ini mencakup empat mode transformasi pengetahuan: dari pengetahuan tacit ke pengetahuan tacit (sosialisasi), dari pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit (eksternalisasi), dari pengetahuan eksplisit ke pengetahuan eksplisit (kombinasi), dan dari pengetahuan implisit ke pengetahuan eksplisit (kombinasi). Pengetahuan eksplisit ke pengetahuan tacit (internalisasi).
Banyak keterampilan sehari-hari, seperti mengendarai sepeda, bermain piano, atau mengemudi, menunjukkan karakteristik pengetahuan tacit. Perilaku ini tidak dapat sepenuhnya diungkapkan dengan kata-kata. Contoh lain yang umum adalah pengenalan wajah, di mana banyak orang dapat mengenali wajah tetapi tidak dapat menggambarkan prosesnya secara akurat. Bahkan di beberapa bidang teknis yang penting, komunikasi pengetahuan tacit menunjukkan pentingnya yang besar. Misalnya, kesulitan dalam mengulang eksperimen ilmiah sering kali berasal dari bagian pengetahuan tacit.
Selama pandemi COVID-19, kerja jarak jauh telah memengaruhi transfer pengetahuan diam-diam, yang pada gilirannya memengaruhi keberagaman hasil kerja pekerja. Apakah ini sekali lagi menegaskan peran penting pengetahuan diam-diam dalam pekerjaan?