Fermentasi merupakan proses integral dalam sejarah manusia, dan telah menjadi bagian dari pola makan dan budaya manusia sejak zaman dahulu. Menurut para arkeolog, sejak 5000 SM, manusia purba mulai menggunakan fermentasi untuk membuat berbagai minuman dan makanan. Namun, pemahaman kita tentang proses ini telah berkembang selama kurun waktu sejarah yang panjang, khususnya pada abad ke-18 dan ke-19, ketika penelitian ilmuwan seperti Louis Pasteur tentang fermentasi meletakkan dasar bagi pemahaman kita saat ini. landasan.
Fermentasi merupakan proses metabolisme anaerobik yang mengubah gula menjadi asam, gas, atau alkohol. Proses ini tidak hanya terjadi pada ragi dan mikroorganisme, tetapi juga terjadi dalam tubuh manusia saat kekurangan oksigen, seperti selama latihan jangka panjang. Pada titik ini, asam laktat terakumulasi di otot, memungkinkan kita untuk terus berolahraga bahkan saat pasokan oksigen tidak mencukupi. Meskipun fermentasi menghasilkan lebih sedikit ATP (adenosin trifosfat) daripada respirasi aerobik, proses ini terjadi lebih cepat.
“Proses fermentasi merupakan salah satu reaksi biokimia tertua dan paling mendasar di alam, dan telah memengaruhi pola makan dan budaya manusia.”
Sebelum Louis Pasteur, pemahaman para ilmuwan tentang fermentasi relatif membingungkan. Justus von Liebig percaya bahwa fermentasi adalah proses dekomposisi yang disebabkan oleh kontak ragi dengan udara dan air, sementara Charles Cagniard de la Tour percaya bahwa fermentasi adalah proses dekomposisi yang disebabkan oleh kontak ragi dengan udara dan air. Tour dan Theodor Schwann, pendiri teori sel, berpendapat bahwa fermentasi alkohol bergantung pada proses biologis ragi. Dalam penelitiannya, Pasteur menemukan bahwa pertumbuhan dan aktivitas ragi yang tepat merupakan kunci proses fermentasi.
Pada tahun 1860, Pasteur pertama kali mengamati mikroorganisme yang bertanggung jawab atas fermentasi alkohol di sebuah universitas di Lille, Prancis. Konon, salah seorang mahasiswa kimianya datang kepadanya untuk meminta bantuan karena kilang anggur bitnya berulang kali mengalami kegagalan selama proses pembuatan bir. Pasteur melakukan serangkaian percobaan dan menemukan bahwa ragi berubah menjadi berbagai bentuk selama fermentasi alkohol.
"Seiring bertambahnya pemahaman kita tentang proses fermentasi, teknologi pembuatan banyak makanan dan obat-obatan dalam kehidupan kita telah meningkat secara signifikan."
Sebelum abad ke-19, komunitas ilmiah pada umumnya percaya bahwa mikroorganisme dan bahkan beberapa hewan kecil dapat muncul secara spontan. Teori ini awalnya diajukan oleh Aristoteles dan telah didukung serta dijelaskan oleh banyak ilmuwan. Akan tetapi, Pasteur mengkritik teori ini dan melakukan percobaan, yang akhirnya membuktikan bahwa kemunculan mikroorganisme disebabkan oleh partikel di udara, bukan hasil dari generasi spontan.
Hingga saat ini, proses fermentasi masih banyak digunakan dalam pembuatan obat-obatan, minuman, dan makanan. Banyak obat, seperti antibiotik, dibuat melalui proses fermentasi. Misalnya, obat kortikosteroid dibuat dengan memfermentasi steroid tanaman diosgenin. Berbagai jenis minuman beralkohol, seperti berbagai anggur salon dan anggur buah yang tersedia di pasaran, juga merupakan produk dari proses fermentasi dan distilasi.
Dapat dilihat bahwa dari zaman dahulu hingga sekarang, penggunaan fermentasi oleh manusia terus berkembang, dan dampaknya terhadap peradaban manusia sangat mendalam dan beragam. Mungkin kita dapat memikirkan bagaimana teknologi fermentasi di masa depan akan semakin mengubah kebiasaan makan dan kesehatan kita seiring kemajuan teknologi?