Proses fermentasi merupakan bagian integral dari persiapan banyak makanan dan minuman. Meskipun kita sering kali hanya peduli dengan rasa atau kualitas produk akhir, sebenarnya ada banyak mikroorganisme yang bekerja secara diam-diam di balik produk-produk ini. Mikroorganisme ini tidak hanya menjadi protagonis dalam pembuatan makanan, tetapi juga saksi penting dari perkembangan ilmu pengetahuan dalam sejarah. Hari ini, mari kita jelajahi dunia misterius mikroorganisme ini dalam proses fermentasi.
Fermentasi mengacu pada proses metabolisme di mana mikroorganisme mengubah gula menjadi asam, gas, atau alkohol dalam lingkungan yang kekurangan oksigen. Ragi dan mikroorganisme lainnya sering menggunakan fermentasi untuk melakukan respirasi anaerobik guna beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Bahkan di dalam tubuh kita, fermentasi sesekali terjadi, terutama selama latihan yang berkepanjangan, ketika akumulasi asam laktat di otot merupakan salah satu produk fermentasi. Meskipun fermentasi menghasilkan lebih sedikit ATP (adenosin trifosfat) daripada respirasi aerobik, prosesnya relatif lebih cepat.
Latar Belakang SejarahSebelum penelitian Louis Pasteur tentang fermentasi, pemahaman tentang fermentasi belum lengkap. Sebelum Pasteur, Justus von Liebig mengusulkan bahwa fermentasi adalah proses dekomposisi yang disebabkan oleh kontak ragi dengan udara dan air. Teori ini akhirnya dibantah oleh Institut Mikrobiologi Pasteur, yang menemukan bahwa proses fermentasi didominasi oleh mikroorganisme ragi. Percobaan Pasteur pada tahun 1856 pertama kali mengamati mikroorganisme yang bertanggung jawab atas fermentasi alkohol dan memberikan wawasan baru tentang proses fermentasi.
Mikroorganisme terpenting dalam proses fermentasi meliputi ragi, bakteri asam laktat, dan jenis mikroorganisme lainnya. Mikroorganisme ini memiliki fungsi dan perilaku yang berbeda, tetapi semuanya memiliki kesamaan yaitu mampu bertahan hidup dan melakukan metabolisme dalam lingkungan anaerobik. Ragi, terutama ragi bir (Saccharomyces cerevisiae), adalah salah satu mikroorganisme fermentasi yang paling dikenal. Proses ini dengan cepat dan efisien mengubah gula menjadi alkohol dan karbon dioksida, suatu proses yang sangat penting dalam produksi bir dan anggur.
Proses fermentasi tidak hanya merupakan perubahan kimia, tetapi juga merupakan hasil dari aktivitas biologis.
Saat ini, teknologi fermentasi banyak digunakan dalam produksi berbagai produk sehari-hari, termasuk obat-obatan, minuman, dan makanan. Misalnya, produksi antibiotik dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme dalam proses fermentasi. Obat steroid, seperti kortison, sering kali dibuat dengan fermentasi sterol tanaman. Contoh makanannya adalah yogurt, yang difermentasi oleh bakteri asam laktat seperti Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus.
Fermentasi yogurt tidak hanya menambah rasa, tetapi juga memberikan manfaat pencernaan.
Seiring dengan kemajuan sains dan teknologi, pemahaman kita tentang proses fermentasi menjadi lebih mendalam. Penelitian Pasteur tidak hanya menetapkan peran mendasar mikroorganisme dalam fermentasi, tetapi juga menjungkirbalikkan teori generasi spontan dan menunjukkan bagaimana organisme hidup dapat memengaruhi proses kimia. Penelitiannya meletakkan dasar bagi mikrobiologi dan biokimia selanjutnya, dan membuka jalan bagi pengembangan teknologi fermentasi modern.
Fermentasi adalah proses yang tampaknya biasa tetapi luar biasa, yang di baliknya terdapat perjuangan dan dukungan mikroorganisme. Banyak makanan dan minuman lezat yang kita nikmati dalam kehidupan sehari-hari diciptakan oleh para pahlawan tersembunyi ini. Jadi, pernahkah Anda berpikir bahwa di balik makanan lezat di sekitar Anda sebenarnya adalah hasil kontribusi diam-diam mikroorganisme?