Dalam dunia mikrobiologi, potensi bakteri tertentu mungkin jauh melampaui imajinasi manusia. Citrobacter freundii, bakteri Gram-negatif yang berasal dari tanah dan saluran usus hewan dan tumbuhan, baru-baru ini ditemukan memiliki dampak signifikan pada terapi kanker. Sifat biologisnya yang unik dan potensi kemampuan antikankernya telah mendorong para ilmuwan untuk mempelajarinya lebih mendalam, yang juga menjadikannya bintang potensial di bidang pengobatan kanker.
C. freundii dikenal karena kemampuan pembentukan biofilmnya yang kuat, yang tidak hanya memengaruhi patogenisitasnya tetapi bahkan dapat berkontribusi pada pengobatan sel kanker.
C. freundii adalah bakteri anaerob fakultatif yang selnya berbentuk batang panjang dengan panjang antara 1-5 mikron. Bakteri ini biasanya hidup di tanah, air, dan hewan, dan dapat bertahan hidup di lingkungan yang berubah-ubah. Yang lebih penting, sifat pembentuk biofilmnya memberikannya keuntungan bertahan hidup dalam pengaturan medis.
C. freundii memiliki sifat antioksidan yang sangat baik dan spesifik untuk radikal hidroksil, yang dikonfirmasi dalam penelitian tersebut. Selain itu, toksisitas strain tertentu terhadap sel kanker serviks menunjukkan potensinya dalam terapi kanker, khususnya terhadap sel HeLa. Seiring meningkatnya pembentukan biofilm dan perlekatan bakteri, potensi terapeutik C. freundii mulai mendapat perhatian.
"Kami menemukan bahwa C. freundii memiliki efek penghambatan yang signifikan pada sel kanker tertentu, yang memberikan kemungkinan arah baru untuk pengobatan kanker di masa mendatang."
Keragaman filogenetik C. freundii melebihi bakteri patogen terkenal lainnya, seperti Escherichia coli dan Salmonella, yang menunjukkan kompleksitas evolusinya. Keragaman ini tidak terbatas pada karakteristik biologis, tetapi juga mencakup antigen dan manifestasi patogeniknya. Melalui penelitian mendalam tentang genom, para ilmuwan telah mengungkap berbagai variasi genetik yang terjadi pada mikroorganisme ini selama adaptasi lingkungannya.
Variasi genetik pada C. freundii menunjukkan bahwa bakteri ini dapat mengembangkan resistensi yang lebih besar sebagai respons terhadap tekanan antibiotik, sehingga menjadikannya ancaman klinis yang semakin besar.
Kemampuan C. freundii untuk memanfaatkan gliserol sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi memberinya keunggulan kompetitif dalam berbagai ekosistem. Selain itu, bakteri ini telah dipelajari untuk penguraian asam tanat, yang menunjukkan potensinya dalam bidang perlindungan lingkungan.
Dalam ekosistem, C. freundii merupakan anggota mikrobiota tanah dan berpartisipasi dalam proses daur ulang nitrogen. Meskipun perannya dalam mikrobioma usus umumnya dianggap tidak patogen, setelah memasuki aliran darah, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi yang mengancam jiwa seperti sepsis. Hal ini membuat C. freundii semakin penting dalam pengaturan perawatan kesehatan karena kemampuannya menyebabkan berbagai penyakit, termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pernapasan, dan banyak lagi.
"Patogenisitas dan kemampuan beradaptasi lingkungan C. freundii menjadikannya pedang bermata dua dalam pengobatan dan pengendalian infeksi."
Ilmuwan secara aktif mempelajari cara memanfaatkan sifat-sifat C. freundii untuk mengembangkan terapi kanker baru dan mengeksplorasi penerapannya dalam masalah resistensi antibiotik. Namun, temuan seperti ini juga mengingatkan kita bahwa bakteri purba ini masih menempati tempat dalam penelitian biomedis saat ini. Seiring dengan semakin mendalamnya penelitian, akankah kita dapat mengungkap rahasia terdalam C. freundii untuk memberi manfaat bagi kesehatan manusia?