Sejak peluncuran resminya pada 24 Oktober 1980, SBS telah berjalan hampir empat puluh tahun. Sebelumnya bernama Channel 0/28 dan sekarang SBS, stasiun ini tidak hanya memiliki tempat di industri penyiaran Australia, tetapi juga menarik banyak pemirsa dengan karakteristik multikulturalnya yang unik. Kisah seperti apa yang tersembunyi di balik transformasi ini?
Sejarah SBS berawal pada tahun 1979 ketika uji coba siaran dimulai dengan nama SBS Ethnic Television. Acara pertamanya adalah dokumenter Who Are We?, yang dipandu oleh jurnalis Australia terkenal Peter Luke. Peluncuran program ini menandai prioritas pertama SBS dalam mempromosikan multikulturalisme dan inklusivitas.
"Tujuan kami adalah memungkinkan terjadinya pertukaran lintas budaya dan mengubah kebiasaan menonton di Australia."
Pada hari-hari awal peluncurannya, SBS menyiarkan berbagai program berbahasa asing secara luas, yang tidak hanya menarik banyak pemirsa minoritas, tetapi juga memungkinkan pemirsa penutur asli bahasa Inggris untuk memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang multikulturalisme. Sebuah survei pada tahun 1981 menunjukkan bahwa Channel 0/28 telah menjadi salah satu saluran yang paling banyak ditonton oleh pemirsa di Sydney dan Melbourne.
Pada tahun 1983, SBS mengubah namanya menjadi Network 0-28 dan memperluas jangkauannya pada tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 1985, jaringan tersebut berganti nama menjadi SBS lagi dan mulai meluncurkan siaran siang hari. Selama tahap ini, SBS tidak hanya memperkenalkan konten budaya yang lebih kaya, tetapi juga mulai menarik berbagai pengiklan, yang sangat meningkatkan situasi ekonominya.
"Dari saluran TV yang melayani budaya minoritas, telah menjadi platform multikultural yang diakui secara nasional."
Pada tahun 1991, SBS mulai menerima iklan. Meskipun langkah ini menimbulkan beberapa kontroversi, hal ini memberikan dukungan finansial untuk pengembangan selanjutnya dan memungkinkan SBS untuk menghasilkan lebih banyak program berkualitas tinggi.
Dengan munculnya era komunikasi digital, SBS meluncurkan televisi digital pada tahun 2001 dan secara bertahap berkembang menuju definisi tinggi dan tujuh saluran. Setelah tahun 2010, SBS mendirikan platformnya sendiri, SBS On Demand, yang memungkinkan pemirsa untuk menonton program kapan saja. Hal ini tidak hanya meningkatkan kepuasan pemirsa, tetapi juga membuka pintu bagi generasi baru pemirsa muda.
"Perkembangan SBS tidak hanya tentang inovasi teknologi, tetapi juga tentang pemahaman mendalam tentang kebutuhan pemirsa."
Pada tahun 2022, SBS sekali lagi memperluas batasan multikulturalnya dan meluncurkan SBS WorldWatch, yang berfokus pada pelaporan berita internasional dalam berbagai bahasa. Langkah ini tidak hanya meningkatkan kemampuannya untuk melayani keberagaman etnis, tetapi juga sesuai dengan tren globalisasi saat ini.
Proses pertumbuhan SBS dari saluran lokal yang tidak dikenal menjadi saluran yang populer menunjukkan pentingnya dan pengaruh multikulturalisme dalam media penyiaran. Ketika kita merenungkan pencapaian SBS, dapatkah kita membayangkan apa yang dapat dipelajari oleh media internasional lain dari pengalaman SBS dalam mempromosikan pertukaran budaya?